PR TASIKMALAYA - Pengamat Politik Rocky Gerung kembali berikan tanggapan terkait kerumunan massa saat Presiden Republik Indonesia atau Jokowi datang ke NTT dan membandingkannya dengan kerumunan Habib Rizieq Shihab atau HRS.
Rocky Gerung menganggap bahwa sebaiknya Presiden Jokowi berikan pernyataan bahwa dirinya mengakui menimbulkan kerumunan di NTT.
Rocky Gerung pun menyinggung soal kerumunan HRS, saat mengomentari video Jokowi tersebut.
Baca Juga: Singgung Cara Benahi Kualitas SDM di Indonesia, Mardani Ali Sera Sarankan Perbanyak Lulusan Eksakta
Rocky Gerung menilai Presiden Jokowi sendiri memaksa masyarakat untuk berkerumun dengan melempar-lemparkan hadiah dari dalam mobil.
“Itu artinya Presiden memancing kerumunan,” ujar Rocky Gerung sebagaimana yang dikutip pikiranrakyat-tasikmalaya.com dari kanal Youtuber Rocky Gerung Official pada Rabu 24 Februari 2021.
Rocky Gerung menganggap bahwa sebanarnya Jokowi membuat kerumunan itu terjadi dengan melempar barang atau hadiah dari mobil.
“Dengan melempar-lemparkan benda dalam mobil yang disebut hadiah artinya meminta masyarakat untuk berkumpul,” ucap Rocky Gerung.
Baca Juga: Singgung Cara Benahi Kualitas SDM di Indonesia, Mardani Ali Sera Sarankan Perbanyak Lulusan Eksakta
Menurut penilaian Rocky Gerung, seharusnya Presiden Jokowi berani saat itu juga ketika membuat kerumunan dengan mengatakan bahwa dirinya siap membayar denda.
“Sebuah drama yang akibatnya tragis, secara hukum oleh netizen, karena orang bandingkan langsung dengan Habib Rizieq Shihab atau HRS,” kata Rocky Gerung.
“Presiden harusnya langsung bilang, ‘oke saya buat kesalahan dengan membayar 50 juta’ itu lebih beradab supaya kontroversi berhenti,” Rocky Gerung menegaskan.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa hukuman yang diberikan kepada HRS merupakan suatu ‘pembelajaran’ bagi masyarakat.
Namun alangkah baiknya, tanpa diberi tahu pun, Rocky Gerung menyebutkan bahwa Jokowi harus diberikan pembelajaran sama halnya HRS.
“Kalo kita mau fair (red.adil) dan setiap kali bilang ‘ini pembelajaran’ kasih pembelajaran yang lebih dramatis dari Habib Rizieq Shihab (HRS),” kata Rocky Gerung.
Bahkan, Rocky Gerung berharap ada yang mempersoalkan hal ini agar tidak ada lagi aktivitas yang melanggar Undang-undang.
“Seharusnya dipersoalkan bahwa Presiden harus diperiksa karena peristiwa tadi sudah jelas melanggar undang-undang,” ucap Rocky Gerung.***