Network
PR TASIKMALAYA – Politisi Partai Demokrat Yan A Harahap memberikan pernyataan pedas kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP.
Seperti yang dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @YanHarahap pada Jumat, 19 Februari 2021, Yan A Harahap berpendapat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak layak dibandingkan dengan Megawati.
Mengingat SBY pernah menjadi presiden Indonesia selama dua periode 2004-2014.
Oleh karena itu, Yan A Harahap juga menilai jika SBY layak dan pantas dibuatkan museum.
“Andai SBY dibuatkan museum sekalipun, itu layak dan pantas. Tercatat dalam sejarah bahwa beliau pernah menjadi Presiden RI dua periode 2004-2014, dipilih langsung oleh rakyat,” tutur Yan A Harahap.
Yan A Harahap menilai, Hasto salah besar jika membandingkan SBY dan Megawati. Pasalnya, Megawati tidak pernah menang dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres).
“Salah besar Hasto dan kader PDIP lainnya, yang membandingkan SBY dengan Megawati yang tidak pernah menang kontestasi Pilpres,” ujar Yan A Harahap.
Museum SBY-Ani dibangun di Kabupaten Pacitan, tepatnya di Jalan Lingkar Selatan Ploso, Pacitan, Jawa Timur.
Diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya, Museum SBY-Ani dibangun di atas tanah dengan luas sekitar 1,5 hektar. Sementara itu, luas bangunan museum SBY-Ani mencapai 7.500 meter persegi.
Museum SBY-Ani dibangun dengan tujuan untuk menampilkan sejarah hidup SBY.
Perjalanan hidup yang akan ditampilkan di dalam museum tersebut, mulai dari SBY semasa kecil hingga SBY terpilih sebagai Presiden Indonesia.
Selain itu, diceritakan pula terkait pendidikan, karir, militer, politik pemerintahan, dan tentu saja berbagai pencapaian yang SBY raih ketika menjabat sebagai presiden RI.
Dibangunnya Museum SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur disambut baik oleh Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga: Ungkap Kasus Perdagangan Bayi Seharga Rp28 Juta, Polda Sumut Telusuri Keberadaan Sang Ibu
“Saya sudah melihat perkembangan pembangunannya, dan sangat optimis mendongkrak perekonomian Pacitan,” tutur Khofifah Indar Parawansa.
