“Engkau buzzer dari kubu mana pun monggo nyerang pikiran Pak Luhut, Bu @susipudjiastuti, Pak @mohmahfusmd atau siapapun monggo. Ini demokrasi. Tapi serang pikirannya juga, jangan tatonya. Itu fisik, dan nanti banyak orang-orang tatoan ikut tersinggung lho, walau semoga tidak,” tuturnya.
“Aku sendiri nggak tatoan, tapi temenku banyak yang tatoan dan karyanya di berbagai bidang bagus-bagus. Malah mungkin kalau disurvei, koruptor-koruptor yang ketangkep @KPK_RI gak tatoan, kebanyakan yang penampilannya ‘orang baik-baik’, sopan,” lanjut Sujiwo Tejo.
Baca Juga: Mobilitas Masyarakat Masih Tinggi, Presiden Jokowi Sebut PPKM Tidak Efektif: Covid-19-nya Tetap Naik
Menariknya, di akhir cuitannya tersebut Sujiwo Tejo menyentil bahwa apa yang diutarakannya akan dianggap membela Susi Pudjiastuti.
“Besar kemungkinan utasku ini akan dipenggal-penggal dan diframing paksa bahwa aku ngebela Bu @susipudjiastuti. Padahal aku bilang, buzzer dari kubu mana pun monggi kalau mau menyerang pikiran Bu Susi atau Pak Luhut atau siapapun, ini demokrasi, tapi serang pikirannya, jangan fisik/pribadinya,” tegas Sujiwo Tejo.
Mau nyerang pikiran siapa pun? Silakan. Ini demokrasi. Tapi, serang pikirannya pula. Jangan serang fisiknya. Nanti diketawain ayam. Sebab ayam juga tahu bhw orang kek gitu berarti ud gak punya pikiran. Orang punya pikiran akan nyerang pikiran orang dgn pikiran pula.— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) January 31, 2021
***