70 Persen Hutan Di Kalteng Diduga Telah Rusak, Walhi: Investor Harus Peduli Kelestarian Hutan

29 Oktober 2020, 17:59 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan. //Pixabay//skeeze

PR TASIKMALAYA – Kebakaran hutan yang sering terjadi di Kalimantan berdampak pada banyaknya bencana alam, salah satunya adalah banjir.

Bencana tersebut terjadi karena sudah semakin menipisnya area resapan air yang dapat menampung air hujan.

Sehingga air yang tidak terserap tersebut akan menggenang di permukaan tanah.

Baca Juga: Indonesia-Amerika Sepakat Lakukan Kerja Sama, Menlu AS: Kami Siap Promosikan Investasi Sektor Swasta

Di samping itu, bencana alam yang terjadi di sejumlah Kabupaten Kalimantan Tengah (Kalteng), seperti Lamandau, Kotim, Koar, Barito Utara, dan Gunung Mas diduga akibat rusaknya fungsi hutan.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah Dimas Novian Hartono mengatakan, hutan di Kalteng sebanyak 70 persennya sudah rusak, mirisnya kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi areal perkebunan kelapa sawit.

Dampaknya sebagian wilayah Kalteng terancam banjir seiring munculnya la nina atau cuaca ekstrim.

Berkaca pada bencana alam tahun lalu, sebagian besar kawasan hutan tidak mampu menyerap air secara maksimal, hal ini diperparah adanya pembalakan liar sehingga menyebabkan hutan menjadi gundul.

Baca Juga: Wisatawan Membludak, Pemprov Jawa Barat Gelar Rapid Test Covid-19 di Sejumlah Tempat Wisata

“Sejarah membuktikan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam, bahwa apabila disuatu wilayah hutannya gundul, maka akan terjadi bencana alam yang tak terduga, dan saat ini terbukti benar, hampir separo hutan di Kalteng telah dibabat untuk kepentingan bisnis,” kecam Dimas.

Maka dari itu, Walhi mendesak pihak-pihak terkait, terutama Dinas Perizinan untuk dapat selektif dalam memberikan izin dengan mengupayakan pengusaha yang akan berinvestasi peduli terhadap kelestarian hutan.

Minimal ada program mereboisasi atau mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya dari kerusakan parah.

Sementara itu, berdasarkan perkiraan Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya, Anton Budiono, cuaca ekstrim hujan lebat disertai petir masih akan terjadi dalam tiga hari ke depan.

Baca Juga: Pernyataannya Dapat Kecaman dari Berbagai Pihak, Megawati Ikut Diserang oleh Netizen

“Daerah rawan bencana seperti Katingan, Lamandau, dan Gunung Mas diminta meningkatkan kewaspadaan, karena musim hujan total akan berlangsung sampai bulan Desember. Khusus daerah Kota Palangka Raya kawasan bantaran sungai jalan Mendawai dan Murjani diharapkan waspada terjadinya luapan sungai,” terang Anton.

Ia menambahkan hingga saat ini, wilayah Kalteng aman dari potensi gelombang tsunami yang paling ditakuti masyarakat pesisir laut.

Kendati demikian, untuk bencana banjir, tanah longsor, kilat, dan putting beliung patut diwaspadai masyarakat ,umumnya terjadi saat sore hingga dini hari.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler