Jawaban Moeldoko Usai Dituding jadi Beking Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun

6 Juli 2023, 07:19 WIB
KSP Moeldoko dan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang. /Dok. KSP dan Antara/Raisan Al Farisi/

PR TASIKMALAYA - Polemik Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun hingga kini masih terus bergulir. Tak hanya itu, nama Panji Gumilang pun kini gencar jadi perbincangan publik terkait dengan kasus dugaan penistaan agama.

Polemik Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang ini tentunya menjadi sorotan publik hingga menyeret beberapa nama pejabat politik di Indonesia. Usai Mahfud MD, kini giliran Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

Moeldoko dituding melindungi atau menjadi beking Ponpes Al Zaytun dan pimpinannya, Panji Gumilang. Terkait tudingan tak berdasar itu, ia tegas membantah tuduhan tersebut dan tidak membenarkan pernyataan tersebut.

Dikatakan olehnya, jika dirinya tidak memiliki kepentingan apapun dengan Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang, baik kepentingan politik mapun ekonomi.

Baca Juga: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Dituduh Lindungi Ponpes Al Zaytun: Emang Preman Kok jadi Beking?

“Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada,” kata Moeldoko dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.

Moeldoko menjelaskan jika tudingan yang ditujukan kepada dirinya itu selain untuk menjatuhkan dirinya ada kepentingan di luar dirinya.

“Biasa itu ada orang goreng (isu), tujuannya sangat jelas bagaimana men-downgrade saya. Saya cukup tahu petanya seperti apa," ungkapnya.

Ia pun menuturkan jika ada hal yang harus dipahami oleh masyarakat Indonesia terkait polemik Al Zaytun muncul ketika pesta politik atau Pemilu akan berlangsung.

Baca Juga: KSP Moeldoko: Petani Indonesia Bisa Kaya, Sejahtera

Menurutnya, hal itu terasa aneh dan ada sesuatu yang memainkan yang menurutnya ada kepentingan elektabilitas atau hal lainya.

"Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya," ucapnya.

Meskipun demikian, ia mengakui jika dirinya pernah berkunjung ke Ponpes Al Zaytun dan melakukan komunikasi dengan pengurusnya. Kala itu, ia tengah menjabat Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.

Dijelaskan olehnya, ia berkunjung ke Ponpes Al Zaytun itu untuk memastikan bahwa daerah itu terbangun konsidi yang baik, karena kala itu, terdengar isu NII (Negara Islam Indonesia) di kawadan tersebut.

Baca Juga: Kemenag: Sekitar 5000 Santri Al Zaytun akan Diselamatkan

Diakui olehnya, untuk menembus kawadan tersebut cukup sulit. Ia memerintahkan jajarannya, komandan resor militer (Danrem) untuk mengecek secara langsung kondisi di Ponpes Al Zaytun.

“Saya sampaikan kepada Danrem kalau kamu tidak bisa membuka pintu Al Zaytun kamu saya pecat. Akhirnya, bisa berkomunikasi ke dalam. Akhirnya bisa masuk ke dalam. Misi saya, bagaimana persoalan kebangsaan bisa menjadi konsumsi di situ, tidak ada yang lain,” ungkapnya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler