Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Dituduh Lindungi Ponpes Al Zaytun: Emang Preman Kok jadi Beking?

27 Juni 2023, 11:35 WIB
Foto Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko /Rakyat Merdeka/

PR TASIKMALAYA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dituduh melindungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Kabar ini menyebut ada salah satu orang istana yang menjadi 'bekingannya'.

Moeldoko mengaku pernah berkunjung ke Ponpes Al Zaytun. Pihaknya diundang untuk memberikan ceramah kebangsaan.

Ponpes yang dipimpin Panji Gumilang itu mengundangnya dua kali saat masih berdinas di TNI sebagai Pangdam Siliwangi dan usai menjabat Kepala Staf Kepresidenan. Namun, Moeldoko mengaku tidak tahu soal dugaan aktivitas menyimpang di Al Zaytun.

"Emang preman kok jadi beking? Itu yang ngomong itu suruh sekolah dulu itu, biar pintar dikit," kata Moeldoko di lingkungan Istana Negara, Jakarta pada Senin, 26 Juni 2023 seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Baca Juga: KSP Moeldoko: Petani Indonesia Bisa Kaya, Sejahtera

Menurutnya, pemerintah sedang mendalami aktivitas Ponpes Al Zaytun yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu. Sebagaimana instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bahasa mendalami tadi kan (disebutkan) Presiden, perlu semua mendalami, sesuai domain, tupoksi-nya masing-masing. Kalau dari sisi ideologi di Pemda juga ada yang menangani itu, Kalau lebih keras lagi umpamanya penyimpangan sudah pada radikalisme dan seterusnya ada BNPT," lanjutnya.

Pihaknya mengungkapkan, pemerintah akan mengambil sikap usai pendalaman selesai dilakukan. Sikap tersebut dapat berupa pembinaan maupun penegakan hukum.

"Semua badan-badan itu bekerja, mendalami semuanya. Kalau terjadi sesuatu seperti apa, serahkan nanti apakah itu sifatnya pembinaan, apakah itu sifatnya law enforcement," kata Moeldoko.

Baca Juga: Moeldoko Mengaku Tak Memikirkan Pilpres 2024, Hanya Fokus Tanggung Jawab sebagai KSP

Selain itu, pemerintah juga tidak ingin polemik mengenai aktivitas Al Zaytun berlarut-larut. Hal itu dikarenakan ada ribuan santri di ponpes tersebut.

"Ada ribuan anak yang dididik di sana. Itu kan gelisah itu anak-anak. Harus perlu ada kepastian dari kita," lanjut Kepala Staf Kepresidenan itu.

Menurut Moeldoko, ponpes tersebut masih menjalankan norma kebangsaan di sana. Hal itu terkait dugaan terafiliasi sebagai Negara Islam Indonesia (NII) dan kedekatan pemimpin Al Zaytun Panji Gumilang serta sejumlah pengurus yayasan dengan organisasi NII KW IX.

"Kita tidak mengerti apa yang terjadi secara utuh di dalam. Tapi yang saya lihat bahwa norma-norma apa itu, norma kebangsaan itu berjalan di sana. Lagu Indonesia Raya itu selalu dinyanyikan. Gitu. Tapi secara aku hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan, Pancasila dan seterusnya selalu dibicarakan di sana," lanjutnya.

Baca Juga: Moeldoko Tegaskan Tak akan Maafkan Ulah Bjorka: Hukum Seberat-beratnya!

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan akan ada tiga tindakan dalam penanganan polemik kegiatan Ponpes Al Zaytun.

Pertama, penanganan dugaan tindak pidana yang akan diserahkan ke kepolisian. Kedua, pemberian sanksi administrasi pada Ponpes Al Zaytun yang memiliki lembaga pendidikan berjenjang hingga tingkat perguruan tinggi.

Ketiga, menjaga ketertiban dan keamanan selama berlangsungnya penanganan polemik Al Zaytun. Kemenko Polhukam akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler