Masih Percayai Anaknya Meninggal Karena Dibunuh, Ibu dari Editor Metro TV Ungkap Semua Kejanggalan

26 Juli 2020, 07:00 WIB
Ibunda Yodi Prabowo, Turinah.* /

PR TASIKMALAYA - Polda Metro Jaya telah mengumumkan hasil penyelidikan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo pada Sabtu, 25 Juli 2020.

Pihaknya menyatakan bahwa Yodi diduga kuat melakukan bunuh diri.

Hal itu mereka dapat dari pemeriksaan bukti di lokasi serta CCTV, juga DNA serta sidik jari.

Baca Juga: Tak Kenal Takut, Nenek 82 Tahun asal Jepang Nekat Tangkis Seekor Beruang Hitam

Namun, hal itu ternyata tak bisa diterima dengan begitu mudahnya oleh ibu dari Yodi Prabowo, yakni Turinah.

Ia masih mempercayai bahwa Yodi tewas karena dibunuh, bukan karena mengakhiri hidupnya sendiri.

Turinah kemudian mengungkap kejanggalan atas dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh anaknya.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Sebuah Cerita Viral di Twitter Sebut Itenas Jadi Sekte Pemujaan Setan

Dia mengatakan bahwa Yodi tak mungkin bunuh diri, karena di tubuh jasad ditemukan banyak tusukan benda tajam.

"Ada berapa tusukan, dan itu dalam sampai menembus paru-paru dan jantung. Nggak mungkin dia cabut terus pindah lagi ke leher atau gimana dan sebaliknya," ungkapnya saat ditemui di ungkapnya kepada wartawan di kediamannya di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan, Sabtu 25 Juli 2020.

Tak hanya itu, ia menyebut bahwa posisi jasad anaknya saat ditemukan itu terasa sangat janggal.

Menurutnya posisi jasad yang rapi dan letak serta kondisi pisau yang terlihat rapi tidak mungkin dapat dilakukan oleh pelaku bunuh diri.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Sebuah Cerita Viral di Twitter Sebut Itenas Jadi Sekte Pemujaan Setan

"Misalnya pun yang ada di bawah jasad anak saya itu bukan pisau baru, sedangkan pihak kepolisian bilang itu baru beli dari situ, cuman pas dicek pisaunya itu udah lama gitu," tuturnya.

Kondisi seragam yang terlihat rapi di dalam tas juga seakan menjadi hal yang janggal untuk ibu yang sudah merawat Yodi sejak lahir itu.

Menurutnya, seragam sang anak akan selalu terpakai hingga sampai rumah, dan tidak akan dirapikan apalagi sampai masuk tas, baginya sang buah hati tidaklah rapi dalam urusan pakaian.

Baca Juga: Usai Berbagai Dugaan, Polisi Ungkap Soal Penyakit HIV Dalam Kasus Tewasnya Yodi Prabowo

"Dan yang bikin saya heran juga, kenapa pas kejadian itu, setelah jasadnya ditemukan, itu (seragam) dilepas, jadi cuma pakai dalaman kaos. Itu seragamnya udah dicopot, dilepas, dan dilipat kecil-kecil. Dia masukin ke tas selempang nya," tambahnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.

Dia mengaku, Yodi tak pernah seperti itu saat pulang kerja. Bahkan ia menyebut bahwa Yodi bukan sosok yang telaten.

"Itu seragam masih nempel dan si Yodi itu anaknya Nggak telaten sampai lipatin baju. Makanya saya engga percaya, anak saya bunuh diri," pungkasnya.

Sementara itu, Yodi diduga bunuh diri karena masalah pribadi. Selain itu fakta menyatakan bahwa urine Yodi mengandung narkoba jenis amfetamin.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler