PR TASIKMALAYA — Permainan lato-lato kini banyak dimainkan kembali oleh anak-anak di Indonesia.
Pakar Sosiologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Hery Wibowo, mengatakan bahwa permainan lato-lato menjadi momen bagi para orang tua untuk mengurangi ketergantungan anak pada gawai.
Hery mengatakan bahwa potensi negatif dari gawai dapat sedikit terhindar karena permainan lato-lato yang saat ini digemari oleh anak-anak.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa bermain lato-lato dapat membangun interaksi sosial anak.
Baca Juga: Ini Link Twibbon Edisi Imlek 2023 yang Bisa Anda Pakai di Instagram, Tahun Para Kelinci
“Inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan,” ucap Hery, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.
Pola pikir anak terkait proses dapat tumbuh dengan bermain lato-lato. Artinya anak dapat memahami bahwa sesuatu dapat sukses dari proses yang tidak mudah.
Hery mengatakan bahwa anak akan berpikir bahwa proses itu penting dan tidak ada sukses yang instan.
Jika ingin berhasil mereka harus banyak berlatih. Karena semua berawal dari latihan yang konsisten dan terus menerus.
Baca Juga: Penyidik Amankan Barang Bukti Ini dalam Kasus KDRT Ferry Irawan kepada Venna Melinda
Jika dilihat, secara tidak langsung, anak-anak yang bermain lato-lato pasti selalu ingin menunjukkan kemahiran mereka kepada teman sebayanya.
Menurut Hery, hal itu merupakan sikap positif anak untuk membangun konsep diri positifnya.
Tidak hanya itu, orang tua juga dapat memanfaatkan momen tersebut untuk mengapresiasi anak mereka ketika mahir dalam bermain lato-lato.
Apresiasi dari orang tua merupakan hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena diri mereka akan merasa bangga atas apresiasi tersebut.
Ternyata tidak hanya dampak positif, Hery mengatakan terdapat juga dampak negatif bagi anak jika terlalu sering bermain lato-lato.
Permainan lato-lato akan berdampak negatif jika anak dan orang tua tidak dapat mengatur waktu bermain anak.
Anak juga dapat menjadi lebih rendah diri ketika mereka tidak berhasil memainkan permainan tersebut.
Hery menambahkan bahwa dalam bermain lato-lato juga perlu kefokusan dan konsentrasi penuh agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman sekitarnya.***