PR TASIKMALAYA — Kasus pembunuhan berencana yang melibatkan mantan petinggi Polri dan ajudannya terhadap Brigadir J masih dalam proses hukum.
Persidangan demi persidangan masih terus dilakukan untuk mengetahui titik terang atas kasus pembunuhan terhadap Brigadir J.
Kali ini, unjuk rasa pun dilakukan sejumlah masyarakat Indonesia di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).
Masyarakat ramai-ramai mendatangi gedung PN Jaksel pada hari Kamis, 5 Januari 2023, sekitar pukul 13.11 WIB.
Masyarakat yang hadir menyuarakan suara mereka agar majelis hakim secara objektif dalam menangani kasus Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo merupakan mantan petinggi Polri yang mendalangi terjadinya pembunuhan terhadap Brigadir J pada bulan Juli 2022 lalu.
“Meminta Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar objektif dan jangan menjadikan persidnagn kasus Ferdy Sambo Cs seperti drama yang penuh drama dan kebohongan,” tulis spanduk yang dibawa para pendemo, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.
Masyarakat Indonesia menginginkan kasus pembunuhan terhadap Brigadir J tersebut agar segera diselesaikan secara objektif oleh hakim PN Jaksel.
Baca Juga: Tes IQ: Nyalakan Mata Elang dan Kenali 3 Perbedaan Kakek Nenek itu, 73 Orang Jenius Gagal loh!
Mereka butuh keadilan terhadap korban dan juga keluarga korban yang pasti sangat terpuruk dengan datangnya kabar meninggalnya putra mereka.
Masyarakat sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena kepolisian yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat, kini menjadi dalang dari pembunuhan ajudannya sendiri.
Terlebih lagi pembunuhan tersebut merupakan pembunuhan berencana. Bahkan skenario pun sempat dibuat oleh para terdakwa.
Para pendemo juga meminta agar Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Ferdy Sambo Sc dengan hukuman mati.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya pada Jumat, 6 Januari 2023: Siang Hari Diguyur Hujan
“JPU Tuntut Hukuman Mati Ferdy Sambo Cs” tulis para pendemo dalam spanduk.
Banyak masyarakat yang berharap terdakwa Ferdy Sambo Cs mendapat hukuman yang setimpal.
Namun, kasus masih terus berlanjut di persidangan. Semuanya harus mengikuti alur proses hukum.
Di Indonesia semua perkara harus didasari dengan hukum. Begitu pun dengan hukuman yang akan diterima oleh para terdakwa.***