Menkes Sebut 99 Balita Meninggal Akibat Ditemukannya Zat Kimia yang Merusak Ginjal

20 Oktober 2022, 15:51 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan ada 99 balita meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. /Dok. Kemenkes

PR TASIKMALAYA – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa 99 balita meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. 

"Intinya memang sudah ada 99 balita yang meninggal,” kata Budi Gunadi Sadikin di Banten, pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Menurutnya, hasil pemeriksaan medis telah menemukan adanya kandungan zat kimia yang sangat berbahaya dan merusak ginjal pada balita-balita tersebut. 

“Dari 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya,” tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman PMJ News, Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Juga: Penuhi Syarat Ini Agar Terima BLT PKH Lansia Rp600.000 dari Kemensos dan Cek Daftar Penerima di Link Ini

Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa setelah dilakukan pengambilan darah, kemudian ditemukan kandungan berbahaya yang dapat merusak ginjal.

“Kita ambil darahnya, kita periksa, kita lihat, ada bahan bahan kimia berbahaya yang merusak ginjal," jelasnya.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pihaknya sudah mendatangi rumah keluarga balita yang meninggal dunia, kemudian meminta obat-obatan yang telah diminum.

"Kemudian kita datangi rumahnya kita mintakan obat-obat yang diminum,” lanjutnya.

Baca Juga: Selebriti Korea Favorit yang Diharapkan Selesai Wamil Pada 2023

Menurutnya obat-obatan yang telah diminum tersebut juga mengandung bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya.

“Itu juga mengandung bahan-bahan tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Jadi sekarang kita berkoordinasi dengan BPOM, supaya bisa cepat dipertegas obat-obat yang mana yang harus kita tarik," tuturnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Hewan Cantik yang Anda Pilih Ternyata Bisa Mengetahui Kemampuan Anda Sebenarnya

Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa kematian bayi per bulan yang telah dideteksi hingga mencapai 35 balita.

"Karena ini sudah meninggalnya puluhan per bulan dan ini yang terdeteksi kita, mungkin sekitar 35 per bulan. Rumah sakit sudah mulai agak penuh yang rujukan,” ucapnya.

Menurutnya bayi yang meninggal per bulannya bisa lebih dari itu, “Saya rasa yang meninggalnya lebih dari itu," tutupnya.

Budi Gunadi Sadikin mengaku bahwa pihaknya akan mengambil tindakan yang preventif agar tidak bertambah korban balita yang meninggal dunia.

Baca Juga: Ini Penjelasan Kenapa Putusan Sela Eksepsi Putri Candrawathi Dilanjutkan Rabu Depan

Sekedar informasi, bahwa sebelumnya kemenkes menemukan sejumlah pasien balita yang mengalami acute kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut sangat mengkhawatirkan.

Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemeriksaan tersebut dimana terdeteksi adanya tiga zat kimia yang sangat berbahaya dari obat bentukan cair atau sirup.

"Kemenkes sudah meneliti bahwa pasien balita yang terkena AKI (acute kidney Injury) terdeteksi memiliki 3 zat kimia berbahaya (ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE)," jelasnya.

Budi Gunadi Sadikin menyebut ketiga zat kimia tersebut diantaranya adalah impurities, polyethylene glycol dan solubility enhancer yang terdapat pada jenis obat syrup.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Lesti Kejora Dijenguk Presiden Jokowi?

"Ketiga zat kimia ini merupakan impurities dari zat kimia 'tidak berbahaya', polyethylene glycol, yang sering dipakai sebagai solubility enhancer di banyak obat-obatan jenis sirup," tambahnya.

Seperti yang diketahui bersama bahwa sebelumnya, dr Nadia, telah meneliti obat bentukan cair atau sirup yang telah dikonsumsi dan tersedia di rumah pasien balita yang mengalami gagal ginjal akut.

Dalam penelitiannya dimana terbukti bahwa obat tersebut mengandung EF, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak dan sangat sedikit kadarnya di dalam obat-obatan sirup.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler