Bermodalkan UU Cipta Kerja, Gubernur BI Merayu para Pengusaha China untuk Investasi di Indonesia

28 September 2022, 07:06 WIB
Gubernur Bank Indonesia atau BI, Perry Warjiyo menyampaikan jika dirinya tengah meyakinkan pengusaha China untuk berinvestasi di Indonesia. /ANTARA/M. Irfan Ilmie

PR TASIKMALAYA – Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merayu para pengusaha China agar mau berinvestasi di Indonesia.

Perry meyakinkan para pengusaha China tersebut dengan iming-iming Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Menurut Perry, UU Cipta Kerja yang telah disahkan tentu akan mempermudah para pengusaha asing untuk mau berinvestasi di Indonesia.

Ajakan Gubernur BI tersebut disampaikan dalam Forum Bisnis Indonesia-China yang dilaksanakan pada Selasa, 27 September 2022 di Guangzhou China.

Baca Juga: Tes Psikologi: Keluarga Mana yang Tampak Paling Bahagia? Jawabannya Ungkap Keinginan Terbesar Anda dalam Hidup

“Jangan ragu untuk berinvestasi di Indonesia, terlebih setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang membuat investasi semakin mudah,” tuturnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Selasa, 27 September 2022.

Tidak hanya itu, dia juga kemudian menjelaskan lima alasan penting mengapa Indonesia patut diperhitungkan sebagai negara tujuan investasi.

Pertama, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.

Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi meski dalam masa sulit.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Rabu, 28 September 2022: RCTI, GTV, MNC TV, Indosiar, Ada Film 'Hellboy 2: The Golden Army'

Bahkan perekonomian Indonesia berhasil meningkat tajam pada kuartal II/2022 dengan capaian 5.44 persen yang didukung oleh investasi, ekspor, dan konsumsi domestic.

Kedua, Indonesia memiliki perekonomian yang stabil dan tangguh.

Perekonomian Indonesia yang stabil dan tangguh ditandai dengan nilai tukar rupiah yang tetap terjaga.

Ketiga, pemerintah Indonesia tengah gencar melakukan reformasi dalam mengembangkan infrastruktur guna mempermudah konektivitas.

Baca Juga: 3 Mitos Dunia Kecantikan yang Patut Diwaspadai, Mulai Soal Rambut hingga Make Up

Keempat, digitalisasi keuangan dan ekonomi Indonesia yang terus berkembang.

“Dalam hal ini, BI mendukung dengan menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI),” ujarnya.

Kelima, adanya kerjasama mata uang lokal dengan sejumlah negara seperti China, Thailand, Jepang, dan Malaysia.

Duta Besar RI untuk China, Oratmangun yang hadir dalam pertemuan tersebut pun angkat bicara.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, dan Monyet Hari Ini, 28 September 2022: Wujudkan Keinginan, Berpikirlah Positif

Oratmangun mengatakan, Indonesia saat ini tengah mendorong investasi pada tiga pilar utama G20.

Ketiga pilar investasi tersebut adalah: transformasi digital, energi berkelanjutan, dan arsitektur kesehatan global.

Pertemuan tersebut tentu saja membuahkan hasil yang menggembirakan bagi Indonesia.

Terdapat tiga perusahaan China yang berniat untuk berinvestasi di Indonesia.

Baca Juga: Termasuk Kate Middleton, Inilah 4 Wanita Terpenting di Era Kepemimpinan Raja Charles III

Ketiga perusahaan tersebut adalah: China Tianying yang bergerak di bidang manajemen lingkungan.

Perusahaan kedua yaitu Qinfa Group yang berminat untuk memakai mata uang lokal serta mendukung pemakaian mata uang lokal serta mendukung pengembangan pembayaran lintas batas.

Perusahaan ketiga yaitu China Energy Engineering Corporation yang bergerak di bidang energi terbarukan.

Melalui pertemuan tersebut, Donny Hutabarat selaku Direktur Eksekutif Pengembangan Pasar Keuangan BI menyampaikan bahwa para pengusaha asal China bisa melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang yuan atau rupiah.

Baca Juga: Ada Zodiak yang Paling Santai hingga Stres Seakan Hilang dari Hidup Mereka, Kok Bisa?

Alhasil, apabila para pengusaha China ingin bertransaksi di Indonesia, mereka tidak usah mengkonversikan mata uang Yuan ke dalam dolar AS.

“Ini dapat pula meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia dan China,” pungkasnya.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler