PR TASIKMALAYA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pada hari Jumat 2 September 2022 menyampaikan terkait dengan rencana untuk penambahan kuota Haji ke pemerintah Arab Saudi.
Menag Yaqut menyampaikan bahwa pihaknya meminta untuk kuota Haji tahun 2023 untuk ditingkatkan hingga 100 persen.
Namun, keputusan penambahan kuota Haji ini tetap ada di tangan Pemerintah Arab Saudi.
Pada tahun 2022, kuota Haji Indonesia sebanyak 100.051 orang.
Baca Juga: Selamat! Indah Permatasari dan Arie Kriting Dikaruniai Anak Pertama
Jumlah tersebut berkurang setengah jumlah dari kuota Haji tahun 2019. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19, begitu pula dengan biaya Haji.
Diharapkan pada tahun depan biaya Haji dapat diturunkan, sehingga tidak memberatkan para jamaah Haji.
Biaya Haji tahun ini memerlukan dana tambahan Rp 1,5 triliun.
Menag Yaqut juga meminta untuk jajarannya dan yang terkait mempersiapkan Haji tahun 2023 dengan lebih baik lagi.
Baca Juga: Simak 3 Jenis BBM Non subsidi yang Harganya Resmi Diturunkan Sejak 1 September!
Kuota haji tahun depan dari Indonesia ada kemungkinan bertambah, Menag Yaqut berharap bahwa penyelenggaraan ibadah Haji tahun depan dapat sesuai dengan visi Saudi 2030.
"Kita tahu ada banyak apresiasi dari berbagai pihak atas suksesnya haji kali ini," kata Yaqut, Jumat 2 September 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikamalaya.com dari PMJ News.
Ia mengatakan bahwa Haji 2022 harus jadi tolok ukur, namun tak boleh jumawa dan cepat puas.
Baca Juga: Simak 3 Jenis BBM Non subsidi yang Harganya Resmi Diturunkan Sejak 1 September!
Menag Yaqut menyebut tantangan ke depan akan jauh lebih berat lagi.
Ia juga mengatakan bahwa penambahan kuota Haji juga memiliki konsekuensi.
Konsekuensi seperti perbanyak energi dan konsentrasi bagi petugas untuk memberikan pelayanan terhadap jamaah.
Mengenai visi Saudi 2030, menag meminta agar segera disiapkan mitigasi yang tepat.
Terlebih jika Haji tahun depan sudah tidak melibatkan kerajaan Arab Saudi.
"Untuk itu ke depan saya minta harus ada banyak inovasi. Seperti jaket pendingin yang tahun ini sudah dicoba mungkin perlu diadakan untuk para petugas di lapangan," kata Menag Yaqut.
Menag juga berharap layanan fast track bisa diperbanyak. Bukan hanya di Jakarta, namun bisa di Jateng dan Jatim.***