Smart Metropolis, Konsep Ibu Kota Baru yang Bikin Negara Lain Tertarik

27 Februari 2020, 07:19 WIB
JOKOWI saat ditemui wartawan di Istana Merdeka pada Jumat Januari 2020.* /Sekretarian Negara Republik Indonedia. /

PIKIRAN RAKYAT- Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas (ratas) dalam agenda pembahasan konsep pembangunan ibu kota baru smart metropolis yang diselenggarakan di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta.

Dalam pertemuanya itu, Presiden Jokowi meminta setiap detail kerjasama dengan negara lain terkait pembangunan ini segera diselesaikan.

Mengingat, rencananya pada tahun 2024, ibu kota negara Indonesia sudah pindah ke ibu kota baru yang terletak di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagaian Kabupaten Kutai Kartangera, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Mengarah ke Pembunuhan, Hasil Autopsi Jadi Bukti Kuat Polisi Nyatakan Kematian Siswi Delis Bukan Kecelakaan

Jokowi juga menyampaikan, konsep smart metropolis yang diusung untuk ibu kota baru ini menarik perhatian negera-negara sahabat.

Ketertarikan itu menyebabkan beberapa negara sahabat menawarkan diri untuk terlibat langsung dengan tajuk kerjasama guna pembangunan ibu kota baru ini.

“Di antara negara-negara tersebut, terakhir kemarin saya menerima tamu dari Korea Selatan yang juga sudah memiliki pengalaman dalam membangun ibu kota baru yang smart dan green,” ujar Presiden, dalam rilis Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Kamis 27 Februari 2020: Cibeureum dan Cikalong Diguyur Hujan hingga Malam

Dengan adanya ketertarikan ini, menurut Presiden, merupakan sebuah sinyal yang bagus sehingga perlu disiapkan detail-detail proses kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara lain.

Ia juga menambahkan, perlu adanya langkah-langkah percepatan dalam mengatur setiap detial kerjasama yang akan dilakukan.

Selain meminta langkah-langkah percepatan guna mengatur kerjasama, orang nomor satu di Indonesia ini juga meminta dipaparkan hasil pra-masterplan dan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Baca Juga: Mengenal Kepribadian Pemilik Golongan Darah O, dari Berani hingga Mudah Bergaul

Di dalamnya termasuk penetuan lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintaha (KIPP) sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa lebih detail.

“Dan sejalan dengan itu, pembangunan infrastruktur dasar untuk tahun 2020 ini juga akan segera kita mulai,” kata Presiden ke-7 RI.

Terkait pembiayaan ibu kota baru, rencananya akan dibiayai dengan APBN ataupun swasta melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha tertentu, selain itu juga menentukan mana yang dapat dikerjakan oleh investasi langsung.

Baca Juga: Setelah 18 Tahun Ditanam, Tasikmalaya Akhirnya Bisa Panen Buah Kurma

“Sehingga kalangan swasta nasional dan berbagai negara yang ingin bekerja sama dan sudah memiliki keinginan besar kita bisa memberikan penjelasan secara jelas dan gamblang dimana mereka akan terlibat, di wilayah yang mana,” ujar Presiden.

Seperti yang dilansir artikel PikiranRakyat-Tasikmaya sebelumnya, Presiden RI menerima berbagai kunjunga dari negara-negara sahabat seperti Australia, Arab Saudi dan Singapura beberapa waktu yang lalu.

Wacana kerja sama yang santer terdengar, masih terkait tatanan pembanguna ibu kota baru, seperti rencana adopsi tata kota Ibu Kota Canberra, menjadi tata kota Kalimatan.

Baca Juga: Mengarah ke Pembunuhan, Hasil Autopsi Jadi Bukti Kuat Polisi Nyatakan Kematian Siswi Delis Bukan Kecelakaan

Kemudian untuk Arab Saudi, mereka berkomitmen mengoptimalkan investasi di Indonesia, setelah sebelumnya terjadi penurunan investasi dari Tiongkok dan Amerika.

Sebelumnya konsep pembangunan kota cerdas di Indonesia, sudah dimulai sejak tahun 2015 lalu, dengan menargetkan terpenuhinya standar  pelayanan minimal kota-kota di Indonesia.

Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari situs resmi Kementerian PUPR, pada tahun 2015 telah menyusun masterplan 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) di Indonesia termasuk didalamnya kota cerdas berkelanjutan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Kamis 27 Februari 2020: Cibeureum dan Cikalong Diguyur Hujan hingga Malam

Kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi memiliki delapan Indikator yaitu development planning, smartgreen open space, smart transportation, smart waste management, smart building dan smart enegrgy.

Pengalaman Korea Selatan dalam mengembangkan smart city sejak tahun 2000, dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.

Hingga saat ini salah satu upaya pemerintah dalam menjawab masalah perkotaan adalah dengan memenuhi kebutuhan terhadap pelayanan infrastruktur, infrastruktur dasar pemukiman masuk kedalamnya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Sekretariat Kabinet

Tags

Terkini

Terpopuler