PIKIRAN RAKYAT – Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, sebanyak 251 WNI tinggal di daerah karantina.
Mayoritas WNI yang dikarantina tersebut adalah mahasiswa yang tersebar di wilayah Wuhan, Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan.
Pemerintah Provinisi Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Kementrian Luar Negeri untuk memulangkan 248 mahasiwa yang tengah menempuh studi di Tingkok.
Baca Juga: Rumah Tertimpa Pohon Petai, Wati Mohon Bantuan
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah memegang data-data mahasiswa Jawa Timur yang sedang berkuliah di Tiongkok tersebut.
“Data-data warga Jawa Timur didapat setelah dibantu putra saya yang dulu pernah kuliah di Tiongkok dan relasinya banyak disana,” ujar Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah juga mengundang para orang tua atau wali mahasiswa untuk memberitahukan bahwa pihak pemerintah tidak tinggal diam. Data-data yang ada telah diberikan kepada Kemenlu tersebut sejak Senin, 27 Januari 2020.
Baca Juga: 5 Game Nintendo Switch Terbaik Berdasarkan Ulasan Pemain dan Peringkat Popularitas
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan masih ada nama yang belum terdaftar dan akan diinformasikan terus secara berkala kepada Kemenlu.
“Semisal seperti malam ini ada tambahan nama-nama mahasiswa asal Sampang dan Pamekasan. Memang sebelumnya Bupati Sampang dan Pamekasan telah menginformasikan ada sejumlah warganya yang menempuh studi di dekat kota Wuhan. Malam ini sudah kami dapatkan identitas lengkapnya,” tambah Khofifah.
Menurut Khofifah ratusan warga Jatim di Wuhan itu mayoritas adalah mahasiwa dan salah satunya anak usia lima tahun yang diduganya adalah anak dari seorang mahasiswa yang dibawa ke Tiongkok.
Baca Juga: Resmikan Gedung Baru di Sukarame, Sekda Kabupaten Tasikmalaya: Harus Maslahat Bagi Umat
Jawa Timur sendiri sudah menyediakan tiga rumah sakit untuk tempat transit isolasi saat proses evakuasi dari Wuhan dan sekitarnya.
Tiga rumah sakit tersebut yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo di Surabaya, RSUD dr. Soedono di Madiun, dan RSUD dr. Saiful Anwar di Malang.***