PR TASIKMALAYA - Pandemi Covid-19 di Indonesia tengah alami lonjakan kasus.
Akibat lonjakan kasus Covid-19 tersebut, sejumlah rumah sakit telah penuh.
Atas situasi tersebut, Ekonom senior Faisal Basri menyarankan agar pemerintah belajar dari penanganan tsunami Aceh pada 2004 dalam penanganan Covid-19.
Baca Juga: Ungkap Kriteria dari Orang Tua untuk Calon Suaminya, Ayu Ting Ting: Berat
Menurut Faisal Basri, yang menjadi komandan dalam penanganan tsunami Aceh jelas.
Selain itu, menurutnya, rencana penanganan juga jelas dan satu pintu.
"Belajarlah dari penanganan tsunami Aceh. Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembantu inti.
Baca Juga: Akui Diri Sebagai Pelakor, Mina Eks AOA Resmi Putus dari Pacar Barunya
"Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tidak gonta-ganti. Tidak dengar ada kasus korupsi. Dipuji masyarakat internasional.
"Hasilnya membanggakan," cuit Faisal Basri seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @FaisalBasri pada Senin, 5 Juli 2021.
Menurutnya, berbagai pihak saling membantu dan berperan dengan efektif.
Baca Juga: 7 Quotes Suga BTS Ini Dijamin Tambah Semangat ARMY untuk Gapai Mimpi Masing-masing!
"Pemerintah, partai, masyarakat, LSM, organisasi keagamaan, dan uluran tangan dari luar negeri saling bahu membahu, berbagi peran dengan sangat efektif," tulis Faisal Basri.
Lebih jauh, ekonom senior itu menjelaskan bahwa saat penanganan tsunami Aceh segala rintangan diselesaikan dengan cepat.
Selain itu, Presiden dan juga para menteri mepercayakan semuanya kepada komandan penanganan itu.
"Segala rintangan diselesaikan dengan cepat, tidak perlu rakor, ratas, dan sejenisnya," ungkap Faisal Basri.
"Presiden dan para Menteri percaya penuh pada komandan perang dan dan memberikan otoritas penuh," lanjutnya.
Pengalaman itu, menurut Faisal Basri semestinya bisa dilakukan kembali pada penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Bulan Kelahiran Ungkap Tentang Dirimu, Salah Satunya Kamu Orang yang Pemberani
"Menghadapi pandemi sekarang pun niscaya kita bisa, asalkan pakai ilmu dan dengan data yang kredibel," tutur Faisal Basri.
"Dengan pengorganisasian yang efektif. Serahkan pada ahlinya dan tidak nyambi," pungkasnya.
Diketahui, di tengah lonjakan kasus baru Covid-19, pemerintah telah memberlakukan PPKM darurat Jawa-Bali.
PPKM darurat ini telah dimulai sejak 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021.***