IFRC Sebut Kondisi dan Situasi Covid-19 di Indonesia yang Mengkhawatirkan

30 Juni 2021, 13:20 WIB
Lonjakan kasus Covid-19 karena varian Delta di Indonesia ini jadi perhatian Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit. //REUTERS/Willy Kurniawan

PR TASIKMALAYA - Lonjakan Covid-19 di Indonesia berada di ambang "malapetaka" karena varian Delta.

Covid-19 varian Delta yang lebih menular mendominasi transmisi dan mencekik rumah sakit di epidemi terburuk di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Lonjakan kasus Covid-19 karena varian Delta di Indonesia ini diungkapkan oleh Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Selasa 29 Juni 2021 seperti dikutip dari laman Reuters oleh PikiranRakayt-Tasikmalaya.com pada Rabu, 30 Juni 2021.

Baca Juga: Lesti Kejora Bongkar Rahasia Besar Pernikahannya ke Irfan Hakim, Rizky Billar Beri Teguran: Itu Masih...

Indonesia telah melaporkan rekor infeksi Covid-19 harian lebih dari 20.000 dalam beberapa hari terakhir.

Dalam gelombang infeksi baru yang dipicu oleh munculnya varian virus yang sangat mudah menular dan peningkatan mobilitas setelah bulan puasa umat Islam.

“Setiap hari kami melihat varian Delta ini mendorong Indonesia lebih dekat ke tepi bencana Covid-19,” kata Jan Gelfand, kepala delegasi Indonesia dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)

Baca Juga: Gandeng Hotman Paris untuk Melaporkan Netizen, Shandy Aulia: Berani Menunjukan Identitas Dia Sendiri

Rumah sakit di beberapa daerah "zona merah" yang ditunjuk telah melaporkan kelebihan kapasitas.

Kelebihan kapasitas rumah sakit termasuk ibu kota Jakarta, dengan tempat tidur isolasi 93 persen terisi pada hari Minggu.

Hal tersebut terjadi ketika tekanan tumbuh dari petugas kesehatan untuk pembatasan yang lebih ketat.

Baca Juga: Talak Sudah Dilayangkan, Ini Jawaban Rizki DA Soal Kemungkinan Rujuk dengan Nadya Mustika

Pengetatan dilakukan karena infeksi melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Rumah sakit penuh karena lonjakan kasus yang disebabkan oleh mobilitas dan melonggarnya kepatuhan protokol kesehatan, diperparah juga oleh varian Delta,” kata pejabat senior kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

Dengan pasien yang ditolak, beberapa keluarga mengambil tindakan sendiri.

Selasa Taufik Hidayat (51) menghabiskan harinya mencari tangki oksigen segar.

Baca Juga: Panji Komara Sindir Penyebar Video Syur 20 Detik Diduga Nathalie Holscher dan Dirinya: Abis Diputusin Malah...

"Saya antri di sini sekarang untuk mengisi oksigen untuk istri dan anak saya yang sekarang positif Covid-19," katanya.

"Saya berkeliling dan semuanya terjual habis," sambungnya.

Penjual di daerah lain di Jakarta mengatakan bahwa stok mereka juga telah mengering.

Menurut Sulung Mulia Putra, seorang pejabat di dinas kesehatan Jakarta, mengatakan kekurangan itu bersifat sementara dan karena masalah distribusi sedang diselesaikan.

Baca Juga: Lirik Lagu Blue Jeans - Gangga Kusuma, Ceritakan Sesuatu yang Sederhana Tapi Berharga

Untuk mengatasi virus Covid-19, Indonesia mengandalkan vaksinasi massal.

Namun hanya 13,3 juta dari 181,5 juta yang ditargetkan untuk inokulasi telah menerima dua dosis yang diperlukan.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi Mengatakan, Jepang akan menyediakan 2 juta dosis vaksin AstraZeneca pada Juli.

Sampai dengan Selasa, Indonesia sejauh ini telah menerima total 104 juta dosis vaksin virus corona atau Covid-19.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler