Rocky Gerung Anggap Wacana Jok-Pro 2024 adalah Ide Konyol: Gilanya Negeri ini

23 Juni 2021, 15:50 WIB
Pengamat Politik, Rocky Gerung turut menanggapi wacana Jokowi-Prabowo (Jok-Pro 2024), yang ia nilai sebagai hal yang konyol.* /YouTube Rocky Gerung Official/ /

PR TASIKMALAYA - Pengamat Politik, Rocky Gerung turut menanggapi wacana Jokowi-Prabowo (Jok-Pro 2024).

Rocky Gerung Menilai bahwa ide Jok-Pro 2024 merupakan ide yang konyol.

Terkait Jok-Pro 2024 ini, disampaikan Rocky Gerung di kanal Youtube Refly Harun Pada Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Pernah Liburan Bareng dengan Afgan dan Ivan Gunawan, Rossa Benarkan Dirinya yang Banyak Keluar Uang

"Ini juga (Jok-Pro 2024) ide konyol sebetulnya tuh," ujar Rocky Gerung seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Karena menurut Rocky Gerung, ide dari mempersatukan Jokowi dan Prabowo itu adalah memecah belah bangsa. Sehingga mesti disatukan.

Padahal menurutnya kalau keduanya dapat memecah belah bangsa semestinya tidak dipilih lagi untuk pemilihan presiden 2024.

Baca Juga: Sebelum Dilarikan ke RS, Ashanty Pernah Sebut Anang Hermansyah Ada Penebalan di Jantung: Itu yang Bahaya!

"Jadi logika dari si pengusul itu betul-betul dungu, tidak mengerti konsekuensinya," ucap Rocky Gerung.

Berbeda hal nya apabila dua orang baik, dua orang yang bermutu itu menghasilkan demokrasi.

"Kan jelas bahwa Pak Jokowi di dalam periode 10 tahun memerosotkan demokrasi," kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Lesti Kejora Menangis, Ini Syarat yang Diberikan Keluarga agar Merestui Hubungannya dengan Rizky Billar

Sehingga menurutnya buat apa kepemimpinan Presiden Jokowi diperpanjang hingga tiga periode.

Di sisi lain juga, Pengamat politik itu beranggapan bahwa Jokowi dan Prabowo tidak paham tentang demokrasi.

"Jadi Pak Jokowi tidak paham demokrasi. Karena beliau juga menolak oposisi," tutur Rocky Gerung.

Baca Juga: Nino Kuya Tawar Sewa Iklan Rp50 Juta Jadi Rp80 Juta, Uya Kuya: Hah?

"Pak Prabowo paham demokrasi tapi dia menerima tawaran masuk ke dalam kekuasaan, dengan alasan memperbaiki bangsa," lanjutnya.

Padahal menurut Rocky Gerung, memperbaiki bangsa tidak mesti dari dalam kekuasaan.

Tetapi juga dari luar, agar nantinya ada balancing.

"Jadi Pak Prabowo juga akhirnya tidak paham demokrasi, karena menganggap oposisi tidak diperlukan," pungkas Rocky Gerung.

Baca Juga: Pernah Ikut Susun PAN Saat Akan Didirikan, Mahfud MD: Saya Juga Pernah Jadi Pengurus

"Jadi, dua orang yang tidak paham demokrasi dipersatukan oleh orang yang hanya paham amplop. ini gilanya negeri ini" tutupnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler