Penonaktifan 75 Pegawai KPK Mendapat Reaksi, Febri Diansyah: Innalillahi, Keinginan Menyingkirkan Terbukti

12 Mei 2021, 15:50 WIB
Febri Diansyah merespons terkait penonaktifan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK. /Instagram/@febridiansyah.id/

PR TASIKMALAYA – Penonaktifan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK mendapatkan respon dari Febri Diansyah.

Kasus penonaktifan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos asesmen Tes Wawasan Kebangsaan mendapatkan tanggapan dari mantan Juru Bicara KPK yang juga pegiat antikorupsi, Febri Diansyah.

Dilansir Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari cuitan akun Twitter @febridiansyah tertanggal 11 Mei 2021, begini pernyataan Febri Diansyah.

Baca Juga: Aldi Taher ke Deddy Corbuzier: Temuin Gue Sama Uus, Pengen Cium Pipinya

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun... Keinginan menyingkirkan 75 Pegawai KPK terbukti. Tetap dipaksakan non-aktif sekalipun tak ada dasar hukum yang kuat,” kata Febri Diansyah.

“Apalagi Putusan MK menegaskan peralihan status jadi ASN tidak boleh merugikan pegawai KPK,” ucap Febri Diansyah.

Febri Diansyah kemudian mencuit tentang salah satu profil pegawai KPK yang tidak lolos TWK tersebut bernama Giri Suprapdiono.

Baca Juga: Israel Serang Palestina, Netizen Indonesia Komentari Instagram Benjamin Netanyahu: Tangan Kosong Kalau Berani

“Kalau ini, Giri Suprapdiono, Direktur Sosialisasi & Kampanye Antikorupsi KPK. Desember 2020 menerima penghargaan Makarti Bhakti Nagari award. Lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di LAN,” ujar Febri Diansyah.

“Sekarang ia masuk list 75, dkabarkan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan,” tutur Febri Diansyah.

Kemudian, Febri Diansyah bercerita sedikit tentang rekam jejak mantan rekannya di KPK itu.

Baca Juga: Bantah Isu Orang Tua Beri Syarat Berat untuk Calon Suami, Ria Ricis Akui Sedang Fokus Bekerja

“@girisuprapdiono mengabdi di KPK sejak 2005. Menerima sejumlah Penghargaan. Menjadi narasumber tentang wawasan kebangsaan & Antikorupsi di: SESKOAD, Lemhanas, sespim Polri dan Intelstrat BIN & ITB,” kata Febri.

“Sekarang ia terancam disingkirkan dari KPK karena Tes Wawasan Kebangsaan kontroversial,” ucapnya menyambung.

Selain Giri, Febri juga sedikit bercerita mengenai Sujanarko, Direktur PJKAKI KPK.

Baca Juga: Kim Jung Hyun Ternyata Benar-benar Sakit Saat Syuting Drakor Time hingga Ungkap Kelalaian Agensi

“Mengabdi di KPK sejak 2004. Tahun 2015, Presiden @jokowi memberikan penghargaan Satyalancana Wira Karya sebagai tanda kehormatan karena dharma bakti yang besar pada nusa & bangsa,” ujar Febri.

“Sekarang namanya masuk list 75 yang tak lolos tes wawasan kebangsaan KPK,” tuturnya lagi.

Menurut Febri, penghargaan tersebut diberikan karena Sujanarko dianggap berhasil membangun jaringan nasional dan internasional dalam pemberantasan korupsi.

Baca Juga: Insecure dengan Kondisi Hamil Besar, Dinda Hauw: Pake Baju Apapun Nggak Ada yang Bagus

“Penghargaan ini diberikan untuk yang memberikan dharma baktinya bagi nusa & bangsa agar bisa jadi teladan,” katanya.

“Ia disebut berhasil membangun jaringan nasional dan internasional untuk pemberantasan korupsi. Namun ia berisiko disingkirkan dengan tes wawasan kebangsaan KPK yang kontroversial ini,” ucapnya melanjutkan.

Febri menyatakan secara pribadi mengenal sosok Sujanarko. Dia salah satu pegiat antikorupsi yang mumpuni.

Baca Juga: Viral! Anak Kedapatan Top Up Game Seharga Rp800.000, Orang Tua Tuntut Kasir Minimarket Bertanggung Jawab

“Saya kenal dengan pak Sujanarko ini. Konsisten membangun jaringan antikorupsi di dalam dan luar negeri,” ucap Febri.

“Ia turut berperan membongkar kasus korupsi lintas negara saat jadi Direktur PJKAKI. Jaringannya dengan penegak hukum di luar negeri membuat KPK bisa mengakses bukti hingga mencari orang,” katanya.

***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler