PR TASIKMALAYA - Ekonom senior, Faisal Basri turut menanggapi soal Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK yang resmi dinonaktifkan.
75 pegawai KPK itu dinonaktifkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021.
Faisal Basri menilai, penonaktifan 75 pegawai KPK itu telah mununjukan bahwa rezim Presiden Jokowi secara moral sudah bangkrut.
Akibatnya, menurut Faisal Basri, amanat reformasi telah gagal dijalankan oleh rezim Jokowi ini.
Hal itu disampaikan Faisal Basri di akun Twitter miliknya @FaisalBasri pada Selasa, 11 Mei 2021.
"Rezim ini secara moral sudah bangkrut," cuit Faisal Basri dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
Baca Juga: Berdasarkan Penelitian, Ini Dia 10 Tipe Orang yang Lahir Sebagai Tukang Selingkuh!
"Amanat reformasi sudah kandas. Hanya ada satu kata: lawan!," sambungnya.
Menurut Faisal Basri, jika masyarkat diam saja pada soal KPK tersebut maka rezim Presiden Jokowi akan semakin semena-mena.
Ekonom Senior itu pun mengajak masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan rezim saat ini.
Baca Juga: TERUPDATE! Kode Redeem PUBG Mobile 12 Mei 2021: Ayo Klaim!
"Ayo kita mulai dari sekarang melawan korupsi, kolusi, dan nepotismen (KKN) menggembosi para oligarki," tulis Faisal Basri.
Ada dua cara yang diajukan Faisal Basri untuk melakukan perlawanan pada rezim sekarang ini.
Pertama, dia mengajak masyarakat untuk tidak membeli saham perusahaan yang dikuasi oleh oligarki dan syarat praktik KKN.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Pertama Dilihat Mampu Ungkap Ketakutan Terbesar Dalam Dirimu
"Kalau masih punya saham mereka: jual segera," seru Faisal Basri.
Kedua, dia juga mengajak untuk melakukan boikot terhadap bank-bank BUMN.
"Kita boikot bank-bank BUMN maupun non-BUMN yang masih akan terus membiayai perusahaan para oligark," ajak Faisal Basri.
Baca Juga: SIMAK! Ini Dia Urutan Zodiak Paling Jago Selingkuh Sampai Paling Setia!
"Terutama perusahaan tambang batu bara yang sangat tidak ramah lingkungan," tambahnya.
Faisal Basri pun memulai perlawanan tersebut dari dirinya sendiri dengan melakukan penarikan seluruh uangnya yang ada di bank-bank BUMN.
"Saya sudah mulai menarik seluruh saldo yang bisa ditarik di satu bank BUMN. Dua bank BUMN lagi menyusul," tulisnya.
Lebih jauh, Faisal Basri mengungkapkan bahwa dengan melakukan perlawanan terhadap rezim, mungkin hidup akan semakin sulit.
Tetapi, dia menilai bahwa tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan.
"Perlawanan harus kita gencarkan sampai Presiden melakukan tindakan luar biasa menyelamatkan KPK," tutur Faisal Basri.
Baca Juga: Kutuk Keras Serangan Israel, Fadli Zon: Hormati Status Quo Situs Suci di Kota Tua Yerussalem
Diketahui, 75 pegawai KPK yang dinonaktifkan dari KPK merupakan pegawai yang telah dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
TWK tersebut dilakukan untuk peralihan status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Namun, tes tersebut dianggap janggal karena ada sejumlah pertanyaan yang tidak sesuai dengan nilai integritas dari KPK.
Baca Juga: Resep Es Cendol Cokelat Crunchy dan Coffee Jelly, Kreasi Minuman yang Cocok Disajikan Saat Lebaran
Selain itu, pegawai KPK yang tidak lolos merupakan pegawai yang terbaik, salah satunya Novel Baswedan.
Sejumlah kejanggalan tersebut menuai kritik dari berbagai pihak, sehingga penonaktifan 75 pegawai tersebut dianggap sebagai upaya pelemahan KPK.***