Akibat Pemanasan Global, Es di Puncak Jaya Papua Diprediksi BMKG Akan Hilang pada Tahun 2025

1 April 2021, 18:50 WIB
Es Abadi pada Puncak Jaya di Pegunungan Jaya Wijaya, Mimika, Papua diprediksi akan hilang oleh BMKG pada tahun 2025.* /ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

PR TASIKMALAYA - Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terkait dampak dari pemanasan global.

BMKG memprediksi akibat dari pemanasan global yang semakin nyata yang juga dirasakan di Indonesia.

Lebih lanjut, BMKG memprediksi bahwa es yang berada di Puncak Jaya, Papua akan hilang sepenuhnya pada tahun 2025.

Baca Juga: Berikan Reaksi Atas Rentetan Peristiwa Terorisme, Ridwan Kamil: Tindakan Seperti Itu Tidak Boleh Terulang!

Apabila es di Puncak Jaya, Papua benar-benar hilang maka pemanasan global yang terjadi sudah sangat serius.

"Sudah akan hilang, jadi tentunya kalau Puncak Jaya Wijaya sudah tidak ada esnya," kata Dwikorita Karnawati yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

"Artinya pemanasan global benar-benar telah terjadi serius, dan siap-siap cuaca ekstrem itu akan menjadi hal yang normal," sambungnya.

Baca Juga: Sikapi Aksi Teroris, Gubernur Ridwan Kamil Tegaskan Tidak Akan Kalah dengan Terorisme

Tim dari BMKG telah melakukan penelitian di Puncak Jaya yang dilakukan pada Juni 2010 dimana ketebalan es pada saat itu mencapai 31,49 meter.

Dari tahun 2010 sampai dengan 2015 ketebalan es di Puncak jaya terus mengalami pengurangan dengan rata-rata 1,05 meter per tahun.

Dengan rata-rata pengurangan es tersebut maka total es yang berkurang pada Puncak Jaya pada 2010 sampai 2015 mencapai 526 meter. 

Baca Juga: Hasil KLB Ditolak, Ricky Kurniawan: Terima Kasih KSP Moeldoko Telah Membuat Kami Semakin Kuat dan Solid

Pada penelitian berikutnya yang dilakukan dari November 2016 sampai November 2016, ketebalan es di Puncak Jaya berkurang 5,7 meter dimana pada saat itu merupakan tahun dengan El Nino kuat.

Susut es yang berada di Puncak Jaya telah mencapai 23,46 meter pada bulan Februari 2021.

Dwikorita menyebutkan dengan hasil tersebut BMKG memprediksi bahwa es yang berada di Puncak Jaya akan hilang pada 2025.

Baca Juga: TB Hasanuddin Nilai Deradikalisasi Gagal, Jimly Asshiddiqie: dicarikan alternatif cara untuk efektifitas

Sebelumnya, ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan data dari 2981 sampai 2020, tren emisi gas rumah kaca atau GRK di Indonesia terlihat fluktuatif meningkat.

Meskipun konsentrasi karbon dioksida atau CO2 masih berada di bawah rerata global, namun terkait dengan adanya kebakaran hutan.

Selain itu, lahan yang dipicu oleh iklim yang ekstrim menunjukan beberapa grafik yang lebih tinggi dari rata-rata global

Baca Juga: Sebut Akan Bongkar Pihak Terlibat Terorisme, KSP Moeldoko: Negara Hadir untuk Lindungi Rakyat dari Rasa Takut

BMKG juga menganalisis mengenai tren temperatur di Indonesia dimana terdapat kenaikan suhun manum masih dibawah anomali suhu global.

Namun, terdapat kenaikan yang cukup signifikan mulai dari tahun 1970-an

"Dan tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016," ujar Dwikorita.

Baca Juga: Tanggapi Kubu Moeldoko yang Berencana Gugat Kubu AHY ke PTUN, Jimly Asshiddiqie: Selesaikan Secara Internal

Apabila emisi dari GRK dapat diminimalkan, maka kenaikan temperatur kurvanya akan melandai mendekati tahun 2100.

Apabila emisi dari gas rumah kaca tidak dikendalikan, maka temperatur akan lebih tinggi.

Hal ini akan mengalami kenaikan temperatur secara signifikan di akhir abad.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler