PR TASIKMALAYA – Ferdinand Hutahaean menilai Partai Demokrat telah salah dalam memilih Bambang Widjojanto sebagai pengacara.
Karena menurut Ferdinand Hutahaean bahwa Partai Demokrat akan dirugikan dan menjadi musuh bersama.
Selain itu Ferdinand Hutahaean juga mengkritik aksi Bambang Widjojanto yang baru bekerja sudah blunder.
Baca Juga: AHY Diduga Palsukan Akta Pendirian Partai Demokrat, Husin Shihab: Waduh, Semakin Berat Saja Ini
Pernyataan ini disampaikan Ferdinand Hutahaean dalam cuitan Twitter @FerdinandHaean3 pada Sabtu, 13 Maret 2021.
“Bambang W baru bekerja saja sudah blunder dengan istilah brutalitas demokrasi,” tulis Ferdinand Hutahaean seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3.
Mantan kader Partai Demokrat juga mengatakan bahwa adanya Bambang Widjojanto telah merugikan Partai Demokrat.
Baca Juga: Kiano Tiger Wong akan Jadi Seorang Kakak, Paula Verhoeven Umumkan Positif Hamil Anak Kedua
Membunuh simpati masyarakat terhadap Partai Demokrat menjadi mati.
“Ini akan merugikan karena membunuh simpati kepada Demokrat,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean juga menegaskan bahwa Partai Demokrat akan menjadi musuh bersama.
Baca Juga: Peringatkan KLB Partai Demokrat Ilegal, Jansen Sitindaon: Hati-hati Memasukan Keterangan Palsu
Jika pengacara Partai Demokrat dalam berbicara menggunakan kata-kata yang berlebihan.
Bambang Widjojanto juga dinilai tidak taktis dan tidak memiliki strategi dalam bertindak.
“Demokrat justru akan rugi dan menjadi musuh bersama jika lawyernya menggunakan diksi-diksi yang berlebihan,” ucap Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga: Refly Harun Sebut Megawati Terlibat Kudeta Partai Demokrat, Ruhut Sitompul: Sebentar Lagi Masuk RSJ
“Dan cenderung menyerang tanpa strategi dan taktis,”tambahnya.
Sehingga Ferdinand Hutahaean menyarankan Bambang Widjojanto untuk memilah diksi.
“Jangan memilih diksi yang melampaui situasi, kesannya itu jadi fitnah,” kata Ferdinand Hutahaean.
“Ketiga, suruh dia belajar dulu tentang apa sesungguhnya yang terjadi di Demokrat, jangan berasumsi hanya dengan order,” tambahnya.
***