Curhat Pilu Penyintas Covid-19 Saat Dipasang Ventilator: Tidak Bisa Bicara, Sakitnya Minta Ampun

28 Januari 2021, 14:40 WIB
Kisah pilu seorang penyitas Covid-19 yang harus menggunakan ventilator saat dirawat /Youtube.com/NajwaShihab

PR TASIKMALAYA – Anggun Wibowo penyintas Covid-19 menceritakan pengalamannya saat harus dirawat intensif hingga pakai ventilator.

Penyitas Covid-19 ini harus menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dan menggunakan ventilator selama 16 hari sejak 21 juli – 5 Agustus 2021.

Selama perawatan di ICU Anggun Wibowo harus menggunakan ventilator karena kondisinya cukup parah.

Baca Juga: Pemerintah Joe Biden Ingin Pulihkan Hubungan Diplomatik, Jubir Palestina: Kami Sambut Baik

Dia mengatakan bahwa pengalaman menggunakan ventilator menjadi pengalaman yang berharga baginya.

Pemasangan ventilator memang sangat berisiko, tapi Anggun Wibowo menyetujui hal itu demi kesembuhannya.

“Jadi waktu itu, saturasi saya sangat turun setelah satu hari ada di ICU sampai 63 persen,” ujar Anggun Wibowo, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal Youtube Najwa Shihab pada 28 Januari 2021.

“Dokter mengatakan saya harus pasang ventilator, kemudian saya dan keluarga cari tahu bagaimana memasang ventilator yaitu sangat berisiko, tapi untuk kesembuhan akhirnya setujui untuk memasang ventilator,” sambungnya.

Baca Juga: Berencana Serang Jemaah di Dua Masjid, Pemuda Penganut Sayap Kanan Diamankan di Singapura

Anggun Wibowo pun menceritakan langkah-langka memasukan ventilator ke dalam lubang tenggorokannya.

“Pertama-tama harus dibius dulu, dijelaskan sama perawatnya sama dokternya, bahwa pemasangan itu cukup berisiko memang, kemudian kita berdoa bersama,” kata Anggun Wibowo.

“Saya harus dibius total tapi dalam kondisi yang setengah sadar, itu dimasukan alat sejenis cangkul kecil untuk membuka kerongkongan untuk dimasukan selang ke dalam lubang tenggorokan,” lanjutnya.

Setelah itu Anggun Wibowo tidak sadar selama 35 jam, bahkan keluarganya dibuat kebingungan karena dia tidak sadar selama itu.

Baca Juga: Menko PMK Dinilai Belum Paham Permasalahan Penanganan Covid-19, dr. Tirta : Biarkan Kemenkes yang Berbicara

Kemudian setelah sadar, Anggun Wibowo mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa bicara lagi karena ada ventilator yang terpasang di tenggorokannya.

“Jadi ga bisa bicara lagi, kita kehilangan suara, kemudian bahkan untuk meludah atau menelan ludah pun nggak bisa,” tutur Anggun Wibowo.

“Jadi semua cairan itu untuk dikeluarkan dari tenggorokan itu harus disuction (disedot), kaya dipompa, dikeluarkan, dan itu sakitnya minta ampun,” sambungnya.

Tetapi hal itu harus dilakukan oleh Anggun Wibowo agar dirinya bisa bernapas. Sehingga sekitar dua jam sekali selalu disuction.

Baca Juga: Tanggapi Kritik Rizal Ramli Soal Sikap Kontradiktif Pemerintah, HNW: Iya itu Terulang lagi

“Daripada saya ga bisa napas, saya tiap dua jam selalu panggil perawat untuk minta disuction. Tiap kali mau disuction perawat selalu bilang tahan ya pak tahan, ini agak sakit memang, tahan sedikit,” ucap Anggun Wibowo.

“Tiap dua jam kecuali saya lagi tidur selalu minta disuction, karen kalo engga napasnya ga bisa,” lanjutnya.

Anggun Wibowo juga mengatakan selama menjalani perawatan Intensif di hari ketiga sampai enam dia sudah tidak mampu bergerak lagi.

Bahkan menurutnya untuk makan pun harus disuntikan melalui hidung.

Baca Juga: Ketahui Sejarah Kebiasaan Meminum dan Jenis Alkohol Ketika Tahun Baru Imlek

Tetapi, hal itu bisa dilewati Anggun Wibowo karena masih ada komunikasi dengan keluarga dan teman-temannya.

Dan mereka memberikan dukungan untuk kesembuhannya dari virus Covid-19.***

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler