Waspadai Potensi Longsor Susulan, Kepala Tim SAR Robohkan Bangunan TK di Sumedang

12 Januari 2021, 07:16 WIB
Deden Ridwansyah, Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung, mengungkapkan bahwa proses pelacakan korban longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dijalankan sebagaimana kondisi cuaca. //antara

PR TASIKMALAYA - Deden Ridwansyah, Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung, mengungkapkan bahwa proses pelacakan korban longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dengan melihat kondisi cuaca. 

Penyesuaian tersebut dilakukan sebab jika terjadi lagi hujan, medan di area tersebut berpotensi mengalami longsor susulan.

Cuaca di lokasi itu sampai dengan jam 16.00 WIB terlihat mendung berawan.

Baca Juga: Tanggapi Haikal Hassan Soal 'Menjelekan' Jokowi, Muannas Alaidid: Ulah Ente Bahaya 

"Mudah-mudahan cuaca tetap mendung seperti ini tidak turun hujan, dan ini kalau tidak turun hujan maka nanti alat berat tetap akan bekerja, walaupun malam," ujar Deden di area longsor pada Senin, 11 Januari 2021.

Ia berkata bahwa pihak PLN pun akan memberikan bantuan dengan penerangan selama proses pencarian di malam hari supaya mempercepat proses evakuasi.

Sejak kejadiannya pada Sabtu, 9 Januari 2021, sebanyak 27 orang masih dinyatakan hilang yang diduga tertimbun tanah longsor dengan 13 korban tewas yang telah ditemukan.

Walau demikian, ia harap proses pencarian ini dapat selesai segera dan korban yang hilang dapat ditemukan dalam kondisi selamat seutuhnya.

Baca Juga: FPI Versi baru Resmi Berdiri, Pengamat: Pemerintah Harus Waspada dan Melindungi Masyarakat 

"Jadi harapan keluarga korban dan harapan kami, harapan pemerintah, sama," ucapnya.

Pada Sabtu jam 12.30 WIB, hujan sempat mengguyur lokasi longsor.

Meski tidak berlangsung lama, hujan tersebut telah menghambat proses pencarian korban akibat rawannya medan longsor sehingga harus dihentikan sementara.

Karenanya, untuk memperlancar proses pencarian korban, sebuah bangunan Taman Kanak-kanak (TK) di area longsor dengan terpaksa harus dihancurkan.

Baca Juga: Twitternya Diblock Haikal Hassan dan Dianggap 'Tukang Lapor', Muannas: Wajar Tukang Bohong Dilapor

Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung Deden Ridwansyah menyebut terdapat hambatan saat proses pencarian dilakukan, yaitu aspek cuaca dan akses alat berat. 

"Kendalanya cuaca dan akses, karena material di sana, alat berat sudah masuk ke sasaran, karena ada penumpukan di belakang," ungkap Deden.

Bangunan tersebut berada tepat di tepian akses menuju pemukiman yang saat ini tertutup tanah longsoran. 

Semenjak siang, alat berat sudah mulai dipergunakan sebagai penggaruk tanah di sekitar bangunan itu.

Baca Juga: Jumlah Penemuan Korban Sriwijaya Air Terus Bertambah, Identitas Seorang Jenazah Berhasil Terungkap 

Lalu, tanah yang telah diambil oleh alat berat, dipindahkan dengan truk ke area pembuangan.

Sambil melakukan penggalian tanah, petugas SAR pun menjalankan pencarian ke korban longsor. 

Selain itu, ia berharap longsor tidak terjadi lagi, sebab tanah longsor dapat menghalangi satu-satunya akses ke area itu.

"Sehingga kendalanya akses alat berat, kemudian mundur dan melakukan pembersihan material yang sudah dilewati itu untuk kita geser ke tempat pembuangan," ucap Deden.

Baca Juga: Kabar Gembira! LIPI Ciptakan Alat Pembersih Udara Pencegah Peyebaran Covid-19 

Proses pencarian rencananya akan dilakukan selama satu minggu dan dapat diperpanjang jika telah status darurat.

"Kita akan perpanjang terus kalau tanggap darurat 14 hari, kita akan ikuti prosedur itu, mudah-mudahan semakin cepat semakin baik," tandasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler