BPS: IP-TIK Tunjukkan Perbaikan, Indeks Pembangunan Manusia Tunjukkan Perlambatan

15 Desember 2020, 15:45 WIB
Ilusrasi teknologi AI. //Pixabay/

PR TASIKMALAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komuikasi (IP-TIK) Indonesia mengalami perbaikan.

Pada tahun 2019, IP-TIK di Indonesia mencapai angka 5,32 pada skala 0-10 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di angka 5,07.

"Indeks ini merupakan sebuah indeks komposit yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pembangunan TIK antar wilayah," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Baca Juga: Meski Telah Ditetapkan Sebagai Tersangka oleh Polda Metro Jaya, Polda Jabar Tetap Periksa HRS

Terdapat 11 indikator dalam penyusunan IP-TIK yang dikombinasikan dengan tiga subindeks, di antaranya adalah subindeks akses dan infrastruktur, penggunaan, dan keahlian.

Skala pada IP-TIK yang berada pada rentang 0-10, apabila menunjukkan nilai indeks yang semakin tinggi, artinya TIK suatu wilayah semakin pesat.

Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai indeksnya, artinya IP-TIK di suatu wilayah itu masih relatif lambat.

Peningkatan IP-TIK pada 2019 ini didorong oleh pencapaian ketiga subindeks yakni subindeks akses dan infrastruktur yang mencerminkan TIK Indonesia (ICT readness) mencapai 5,53.

Baca Juga: Sukses Lewat Film ‘Love Forecast’, Berikut 3 Drama Lee Seung Gi yang Tak Kalah Populer

Kemudian dubsindeks penggunaan mencapai 4,85 dan subsindeks keahlian yang mencerminkan kemampuan mencapai 5,84.

Di samping itu, IP-TIK untuk level provinsi sejak 2018 ke 2019 telah mengalami kenaikan. Dimana IP-TIK tertinggi pada 2019 didapat oleh provinsi DKI Jakarta, sedangkan yang terendah adalah Papua yaitu 3,33.

Selain itu, Kepala BPS Suharyanto mengatakan jika di masa pandemi ini pembangunan manusia di Indonesia meningkat 0,02 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kenaiakan yang sangat tipis ini tidak biasa, karena pada tahun-tahun sebelumnya, IPM biasanya meningkat 0,5-0,6 persen. Tetapi pada 2020 hal itu tidak terjadi karena IPM hampir flat. Hal ini terjadi karena ada Covid-19 yang mulai melanda Indonesia sejak Maret 2020," ucapnya.

Baca Juga: Terkait Dugaan Pelanggaran Prokes di Megamendung, Bupati Bogor Ade Yasin Penuhi Panggilan Penyidik

Ia menuturkan, perlambatan pertumbuhan IPM (Indeks pembangunan Manusia) pada 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

"Pandemi Covid-19 telah membawa sedikit perubahan dalam pencapaian pembangunan manusia Indonesia," tukasnya.

IMPM 2020 tecatat sebesar 71,94 atau tumbuh 0,03 persen. Angka tesebut menunjukkan perlambatan dibandigkan dengan pertumbuhan di tahun sebelumnya.

Demikian, rata-rata pertumbuhan IP 2010-2020 menjadi sebesar 0,78 per tahun.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler