Sinovac Belum Peroleh EUA Walau Penuhi Kriteria Label Halal, BPOM: Masih Harus Ditinjau Lebih Jauh

27 November 2020, 10:05 WIB
Ilustrasi seorang pekerja tengah mempersiapkan vaksin virus corona yakni Sinovac /antaranews.com/

PR TASIKMALAYA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menuturkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac dari PT Bio Farma, terpantau dikelola dengan baik.

“Alhamdulillah mutu vaksin dari BPOM bersama Bio Farma dan MUI, aspek halal, dapat dikatakan produk itu diproduksi dengan baik,” ucap Penny melalui konferensi pers virtual di Jakarta pada hari Kamis, 26 November 2020.

Dilansir dari Antara oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Penny berujar bahwa BPOM telah meninjau lokasi pembuatan vaksin Covid-19 Bio Farma di Bandung.

 Baca Juga: Bongkar Kebusukan KPK Malah Singgung Polisi, Rizal Ramli: Rekrutmen Promosi Polisi Pake Uang

Peninjauan tersebut menghasilkan sejumlah rincian mengenai antivirus Covid-19 jenis baru yang berhasil diperoleh, seperti faktor kualitas, kegunaan, dan keamanannya.

Untuk keamanan vaksin Covid-19 itu, menunjukan perkembangan yang baik apabila diamati dari sisi ilmiah, seperti dari analisis sampel darah, imunogenitas, dan keamanan.

Vaksin Sinovac yang tengah diteliti BPOM dapat memperoleh Otoriasasi Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorisation/EUA) apabila hasil pengamatan tim memperlihatkan adanya jaminan bahwa vaksin memiliki mutu, faktor keamanan, juga kegunaan yang baik.

 Baca Juga: Gelas Munas ke-10 MUI, Berikut 5 Fatwa Baru yang Dihasilkan Dalam Acara tersebut

Penny mengemukakan data vaksin Sinovac untuk beberapa fase uji coba menampilkan data yang baik. BPOM pun memberi tanggapan positif dan mengharapkan adanya peningkatan agar vaksin bisa secepatnya didistribusikan kepada masyarakat.

BPOM terus mengamati perkembangan uji klinis vaksin Sinovac yang sudah mencapai fase 3 di Universitas Padjajaran, Bandung. Uji coba tersebut kini telah mencapai tahap observasi pada relawan yang telah diberi suntikan vaksin atau imunisasi.

Data hasil uji klinis Sinovac kemudian akan disatukan dengan data dari negara lain, salah satunya adalah Brazil.

 Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Anugerah Musik Indonesia Tahun 2020, Ada Nike Ardila Hingga Lathi

Di samping itu, vaksin Sinovac pun sudah memenuhi kriteria untuk menerima label halal.

Penny memberitahukan bahwa faktor kehalalan vaksin telah diverifikasi oleh MUI. Majelis Ulama Indonesia pun kini tengah merundingkan fatwa vaksin Covid-19 melalui Musyawarah Nasional MUI yang diselenggarakan pada 25-27 November 2020.

Karenanya, BPOM belum memberikan Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) bagi vaksin Covid-19 meski telah memiliki data faktor keamanan, khasiat, dan mutu vaksin. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melimpahkan EUA kepada Sinovac.

 Baca Juga: Gantikan Ma’ruf Amin, Miftachul Akhyar Ditunjuk Jadi Ketua Umum MUI Dalam Munas Ke-10 MUI 2020

BPOM akan tetap meninjau perkembangan uji coba vaksin Sinovac selama tiga bulan ke depan.

"Aspek keamanan akan terus kita pantau selama tiga bulan, nanti enam bulan penuh ke depan. Kita butuh vaksin yang tidak hanya bermutu dan aman, tapi juga efektif, memiliki khasiat yang baik," jelasnya.

Penny pun memaparkan bahwa BPOM menyatukan data mengenai bagaimana vaksin Sinovac bisa menyebarkan antibodi ke tubuh manusia sehingga seseorang bisa kebal dari Covid-19.***

 

 
Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler