Network
PR TASIKMALAYA - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasimalaya menijau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II B Tasikmalaya Senin, 15 Juni 2020. Tinjuan tersebut, guna memastikan ke layakan hunian Lapas.
Ketua komisi I DPRD Kota Tasikmalaya Dayat Hidayat mengatakan, lapas kini sudah bukan lagi tempat penjara melainkan tempat pembinaan masyarakat. Namun ujar dia, tempat pembinaan harus ditunjang dengan infrastruktur yang layak.
"Seperti harus ada tempat ibadah, sarana olahrga dan tempat linnya, untuk sarana pembinaanya," ujar Dayat saat melakukan peninjuan Senin, 15 Juni 2020.
Baca Juga: Guru Bertanya tentang Pekerjaan Rumah, Siswa di Malaysia dengan Santai Keluar dari Grup WhatsApp
Selain fasilitas penunjang diatas ujar Dayat,Tentu fasilitas tempat tinggalnya yang harus layak. Sementara untuk lapas kelas II B Tasikmalaya sendiri hanya memiliki luas 2800 meter dengan jumlah penghuni mencapai hampir 303 orang.
"Kalau tidak dititipkan ke Lapas lain sekitar 500 orang warga binaan sehingga sudah sangat kelebihaan," ungkapnya.
Dayat menjelaskan, warga binaan yang ada di Lapas saat ini sudah kelebihan atau oper kapasitas.
Baca Juga: AS Jaga Pertahanan Gabungan dengan Korea Selatan, Semenanjung Korea Semakin Tegang dan Memanas
"Kamar yang ada saat ini yang seharusnya diisi 10 orang, diisi 20 orang dan juga 9 orang diisi 18 orang. Itu sudah jauh dari layak dan tidak manusiawi tempat pembinaan di Lapas Tasikmalaya ini," jelas dia.
Sementara Kepala Lapas II B Tasikmalaya Sulardi membenarkan kondisi lapas kelas II B Tasikmalaya memang sudah sangat tidak layak. Dan itu sudah disampaikan kepada Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya.
"Seperti yang sudah kita sampaikan, lapas kita sudah kelebihan warga binaan atau oper kapasitas, hingga 300 persen." kata dia.***
