Mitos dan Kisah Mistis Jembatan Cirahong, Cerita Suara Gamelan di Balik Sisa Penjajahan Belanda

- 28 Februari 2021, 10:50 WIB
Kang Behring, warga yang tinggal di sekitar Jembatan Cirahong berkisah tentang sejarah dan cerita mistis di balik jembatan di Tasikmalaya ini.
Kang Behring, warga yang tinggal di sekitar Jembatan Cirahong berkisah tentang sejarah dan cerita mistis di balik jembatan di Tasikmalaya ini. /Kabar-Priangan.com/Teguh Arifianto

Kisah lainnya di Cirahong yang Kang Behring alami lainnya adalah, suara gamelan atau degung. Ya, Kang Behring kerap mendengar suara gamelan pada malam hari. Suara itu terdengar sayup-sayup namun sangat merdu.

Ia tak hafal kisah awal suara gamelan itu, apakah pernah kejadian saat zaman kerajaan ada rombongan gamelan yang dibunuh Belanda dan mayatnya dibuang di jembatan Cirahong, atau rombongan pemain gamelan alami kecelakaan di lokasi itu hingga arawahnya gentayangan.

Namun yang jelas setiap terdengar suara gamelan di malam hari, esoknya ada kejadian orang yang bunuh diri baik terjun dari jembatan ke sungai Citanduy atau orang yang sengaja menabrakan diri ke kereta api.

Baca Juga: Soroti OTT Nurdin Abdullah, Febri Diansyah: Tampaknya Diboncengi untuk Bangun Narasi ‘KPK Tidak Dilemahkan’

"Saya tak akan menyebutkan pasti atau itu hanya kebetulan saja. Karena yang saya alami, sebelum ada yang bunuh diri, malamnya suka terdengar suara gamelan atau degung. Sekali lagi, apakah itu pasti atau kebetulan saja, ya itu yang saya alami," ujar Kang Behring.

Ada lagi cerita mitos terkait pasangan pengantin yang menjadi tumbal pembangunan jembatan Cirahong.

Cerita itu ia dapatkan dari masinis yang sudah pensiun dan saat ini usianya sangat udzur.

Baca Juga: Diusulkan Pimpin Demokrat Bersama Moeldoko, Ibas Yudhoyono: Jangan Adu Domba Saya dengan AHY

"Ceritanya begini, saat pembangunan jembatan, Belanda mengumpulkan perhiasan emas selanjutnya dibuang ke dasar tiang pancang yang siap dicor. Sebelum pengecoran, Belanda memberi tahu warga sekitar akan emas-emas tersebut, sontak saja warga berebutan masuk ke dasar tiang pancang untuk mengambil emas tadi," kata Kang Behring mengisahkan.

Padahal dari atas, Belanda siap-siap menurunkan adukan coran. Saat warga berebutan ambil emas, termasuk pasangan pengantin tadi, dan tiba-tiba brusut coran menimbun mereka.

Halaman:

Editor: Agil Hari Santoso

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x