Jelang Lebaran, Harga Sembako Mulai Merangkak Naik, Penjual: Untung Tidak Dibarengi Kelangkaan

20 Mei 2020, 16:23 WIB
HARGA sejumlah kebutuhan pokok di pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan. Hal ini mulai terjadi sejak sepekan terakhir.* //Aris MF/KP

PIKIRAN RAKYAT - Harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan. Hal ini mulai terjadi sejak sepekan terakhir, atau dengan semakin dekatnya perayaan Idulfitri yang diperkirakan akan jatuh pada 24 Mei 2020.

Kenaikan bahan pangan ini dirasa memberatkan masyarakat. Terlebih saat ini ekonomi tengah lesu akibat dampak pandemi Covid-19. Suasana pasar pun kian ramai dan terus dipenuhi masyarakat yang berbelanja kebutuhan pokok.

Dari pantauan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, harga daging ayam yang sebelumnya Rp 34.000 kini menjadi Rp 36.000 per kilogram.

Baca Juga: Mengenal Dita Karang, Idol K-Pop Asal Indonesia yang Debut di Girl Grup Secret Number

Kenaikan juga terjadi pada komoditas cabai. Cabai rawit hijau berada di harga Rp 20.000 dari sebelumnya Rp 15.000 perkilogram.

Untuk cabai keriting merah dibandrol dengan harga Rp 30.000, naik dari sebelumnya hanya Rp 10.000. Cabai rawit merah dari sebelumnya Rp 20.000 kini menjadi Rp 25.000 perkilogram.

"Semuaanya sudah pada naik. Terutama kebutuhan pokok seperti daging ayam dan cabai. Mungkin efek mau lebaran selalu begini, " ujar Maryati (35) pembeli di Pasar Singaparna asal kecamatan Leuwisari.

Baca Juga: Produktif saat Pandemi, Himacita Bagi-bagi Takjil ke Masyarakat Cikalong

Dadang (30) penjual ayam menuturkan, kenaikan harga ini terjadi pada seminggu terakhir. Untungnya, kenaikan tidak dibarengi dengan kelangkaan barang. Sehingga ketersediaan ayam di pasar masih terbilang mencukupi.

"Kalau naik memang sudah biasa setiap menjelang lebaran. Tetapi alhamdulilah untuk ketersedian barang mencukupi. Kalau sudah naik, terus barang langka, itu yang bikin bingung," jelas Dadang.

Namun bagi warga, kenaikan ini cukup memberatkan. Di tengah pendapatan dan ekonomi yang sulit dampak dari pandemi Covid-19, harga melambung tinggi membuat mereka harus pintar mengatur keuangan. Pembeli pun menyiasati dengan mengurangi jumlah pembelian.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Tags

Terkini

Terpopuler