Vakansi ke Kampoeng Teh, Desa Wisata di Tasikmalaya Bikinan Para Mahasiswa

12 Februari 2020, 18:43 WIB
SUASANA alam di Kampoeng Teh, Bojonggambir, Tasikmalaya.* /DOK KKN 25 BOJONGGAMBIR/

PIKIRAN RAKYAT – Potensi pendapatan yang besar dari desa wisata serta dorongan kuat dari pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata membuat banyak desa berduyun-duyun mengembangkan potensi wisata yang dimiliki.

Fenomena ini pun dimanfaatkan oleh peserta KKN 25 Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, yang berhasil membuat program desa wisata dalam rentetan program kerjanya.

Ilham Maulana Zapar Sidik, mahasiswa Universitas Siliwangi memaparkan kepada PikiranRakyat-Tasikmalaya.com terkait tujuan dibuatnya desa wisata yang diberi nama Kampoeng Teh ini.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Yoghurt Beku adalah Makanan Penutup Sehat Rendah Kalori

“Tujuan awal diadakannya Kampoeng Teh untuk mem-branding Desa Bojonggambir sendiri, karena belum banyak yang tahu kalau Tasikmalaya itu penghasil teh terbesar ke-4 di Indonesia,” ungkap Ilham.

Nantinya kegiatan wisata di Kampoeng Teh, Desa Wisata Bojonggambir, ini akan terdiri atas beberapa rangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari satu malam.

Pertama, peserta akan disambut di desa dengan tarian dan iringan musik di Puncak Bogam. Peserta juga akan disuguhkan dengan hamparan pemandangan asri perkebunan teh yang memanjakan mata serta udara khas pegunungan yang sejuk.

Baca Juga: Diduga Artefak, Puluhan Patung Batu yang Ditemukan di Tasikmalaya Sempat Dikubur Kembali Tujuh Tahun Lalu

Setelah itu, peserta akan dibawa ke Tea Course yang pelaksanaanya dipegang oleh IBTM (Institut Bumi Teh Mandiri).

“Nanti mereka diajarkan hal-hal terkait teh, seperti metik teh, memilah teh batang, pucuk dan daun. Mereka juga diajarkan untuk melihat proses produksi teh dari pengeringan sampai pengemasan,” jelasnya.

Peserta juga diajak untuk melihat proses pengeringan teh, baik secara modern dengan menggunakan mesin maupun secara tradisional.

Baca Juga: Setelah Dinyatakan Hilang, Ayah Delis Akhirnya Muncul dan Angkat Bicara Perihal Kematian Anaknya

Di Tea Course, peserta akan diajak untuk mencicipi berbagai macam makanan berbahan dasar teh, seperti es krim, boba teh dan bolu teh.

Tak berakhir sampai di tea course, peserta diajak ke Puncak Baros sebagai salah satu pengembang destinasi agrowisata Desa Bojonggambir.

Selain pengunjung akan disuguhkan perkebunan teh, kedepannya di Puncak Baros akan dibuatkan perkebunan strawberry dan nanas madu, dimana pengunjung diperbolehkan memetik langsung strawberry dan nanas madu di kebun tersebut.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Yoghurt Beku adalah Makanan Penutup Sehat Rendah Kalori

Destinasi selanjutnya yakni Gunung Demang. Gunung Demang ini merupakan salah satu tempat yang melibatkan peserta KKN 25 Bojonggambir dalam proses penggarapannya.

Mulai dari mencari warga untuk ikut berpartisipasi dalam membangun objek wisata sampai membangun saungnya.

PARA mahasiswa Universitas Siliwangi penggagas Kampoeng Teh di Tasikmalaya.*

“Tentunya kita dibantu banyak pihak. Diantaranya oleh Pemerintah Desa Bojonggambir, Karang Taruna, Komunitas Sireum Beureum (komunitas pemuda Desa Bojonggambir yang berkegiatan outdoor dan kegiatan kepemudaan) dan tentunya warga sekitar juga,” kata Ilham.

Baca Juga: Diduga Artefak, Puluhan Patung Batu yang Ditemukan di Tasikmalaya Sempat Dikubur Kembali Tujuh Tahun Lalu

Perjalanan hari pertama berakhir di tempat ini, lalu malam harinya wisatawan akan akan memasuki kawasan warga dan live in di salah satu rumah warga agar dapat mengenal lebih dekat mengenai sosial budaya disana.

Perjalanan hari kedua, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan sensasi petualangan bertajuk Tea Adventure.

Ilham memaparkan, dalam pembuatan Desa Wisata Kampung Teh ini, ia dan rekan KKN-nya kerap menemui beberapa kendala, salah satunya dalam hal penyambungan konsep pemikiran.

Baca Juga: Setelah Dinyatakan Hilang, Ayah Delis Akhirnya Muncul dan Angkat Bicara Perihal Kematian Anaknya

“Kendala selama proses pembuatan Kampoeng teh sendiri itu lebih kepada susah menyambungkan pemikiran atau konsep dari kita agar bisa diimplementasikan langsung sama pihak terkait.

“Kita juga harus membantu Pemerintah Desa membuat Perdes (peraturan desa) terkait adanya desa wisata ini,” ungkap Ilham.

Selain itu, KKN 25 Bojonggambir juga sedikit terkendala dalam melakukan koordinasi ke dinas pariwisata mengenai pembuatan desa wisata yang legal, baik dan benar secara aturan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Yoghurt Beku adalah Makanan Penutup Sehat Rendah Kalori

“Lalu koordinasi ke rumah warga terkait penginapan, semacam hal-hal seperti itu sih kalau kendala,” ungkap Ilham yang menjabat bagian divisi komunikasi dan informasi dalam struktural KKN 25 ini.

Diakhir wawancara, Ilham berharap kedepannya Desa Bojonggambir bisa lebih dikenal dengan kekhasannya sebagai desa dengan potensi teh dan pemandangan yang luar biasa.

Lalu, melalui program desa wisata yang dibuatnya ini ia berharap akan mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait pengembangan desa wisata, baik itu dari segi bantuan infrastruktur dan lain sebagainya.

“Saya juga berharap Kampoeng Teh nantinya masuk ke salah satu destinasi rekomendasi wonderful Indonesia,” pungkasnya.**

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Tags

Terkini

Terpopuler