PIKIRAN RAKYAT - Tepat di Kampung Nanjungsari, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya terdapat Gua Karst sepanjang 200 meter membentang secara horizontal.
Gua tersebut bernama Gua Sarongge, dialiri air resapan serta terdapat stalagmit, stalagtit, dan column yang menempel di dinding dan atas gua.
Tak jauh dari Gua Karst tersebut terdapat Sungai Cibangbay yang menawarkan keeksotisannya sendiri.
Belum lama ini, Pikiran-Rakyat.com mengunjungi Sungai Cibangbay guna mengetahui informasi tentang keberadaan bebatuan fosil yang tersebar di sungai tersebut.
Bebatuan fosil ini diketahui karena Tasikmalaya mempunyai sejarah peristiwa kebumian yang terjadi jutaan tahun yang lalu.
Ketika menyelusuri Gua Karst Sarongge untuk bisa sampai ke Sungai Cibangbay, Pikiran-Rakyat.com ditemani oleh sejumlah pegiat komunitas penelusur gua Tasikmalaya.
Baca Juga: Dishub Tasikmalaya Gelar Pemerikaaan Angkutan Umum Jelang Tahun Baru 2020
Salah satu penelusur gua yang ikut menemani adalah Arga Ardiansyah (25). Ia memperlihatkan bentuk batuan yang diduga fosil memiliki corak atau bentuk kerang yang menempel pada permukaan batuannya.
Tak hanya kerang, batuan lainnya berbentuk karang laut, batang, dan akar pohon.
Menurut Peneliti Geologi Irev Jundulloh menyebut, dulunya diduga kawasan Kawalu adalah pantai atau laut dangkal. Karst yang muncul ke permukaan karena aktivitas tektonik bumi.
Baca Juga: Polres Tasikmalaya Gelar Apel Operasi Lilin Lodaya 2019
"Sepeti gempa. Gempa menghasilkan patahan yang menyebabkan batuan di bawah permukaan muncul ke atas. Batuan itu terpotong aliran sungai yang sifatnya mengerosi.
"Jadi, bagian dalam batuan (yang terdapat fosil), terkelupas sehingga memberi kesan itu fosil itu berserakn di sungai," ucap Irev Jundulloh saat dihubungi Pikiran-Rakyat.com belum lama ini.
Irev menduga, batuan yang diduga fosil berbentuk akar dan batang pohon, serta corak lainnya adalah akibat letusan Gunung Galunggung Purba.
Baca Juga: Batu Mahpar, Bukti Letusan Dahsyat Gunung Galunggung yang Mengendap
Pembentukan batu gamping butuh sekitar 1 juta tahun dan fosil kayu ratusan ribu tahun.
Ia mengatakan, batuan fosil di Sungai Cibangbay adalan penanda terjadinya dua peristiwa alami besar yang pernah terjadi di Tasikmalaya.
Setelah melihat batuan fosil tersebut, Pegiat Komunitas Penelusur Gua Tasikmalaya menginginkan Pemerintah Tasikmalaya bisa menjadika Sungai Cibangbay sebagai destinasi wisata.
Baca Juga: Situs Lingga Yoni, Sejarah Tentang Kesuburan di Tasikmalaya
"Warga atau pelajar yang ingin mengetahui sejarah kebumian Tasikmalaya bisa melihat langsung buktinya di Sungai Cibangbay, apalagi dekat dengan Gua Karst Sarongge," ucap Arga, salah satu penelusur gua.
Pegiat Komunitas Penelusur Gua berharap Pemkot Tasikmalaya melindungi keberadaan batuan fosil tersebut dari tangan-tangan jahat yang sering merusak.
Ia menyebut ada beberapa warga sekitar yang memanfaatkan batuan fosil tersebut untuk kepentingan pembangunan rumahnya dan memperjualbelikannya.
Tak hanya menjaga batuan fosil, nantinya ia berharap Pemkot Tasikmalaya bisa mensosialisaikan juga menjaga kelestarian lingkungan Sungai Cibangbay dengan menyediakan tempat sampah agar tak berserakan.***
(Tyas Siti Gantina/PR)