Jadi Festival Perikanan Terbesar, Aquafest 2020 Digelar Virtual

- 27 September 2020, 22:00 WIB
ILUSTRASI ikan hias air tawar.
ILUSTRASI ikan hias air tawar. /hobinatang

Seminar virtual (webinar) ini dilakukan untuk merespon gelagat industri akuakultur yang kekurangan sumber daya manusia dan minimnya penanganan penyakit ikan.

Baca Juga: 30 Tahun Mengaku Reinkarnasi Yesus, Pemimpin Sekte di Siberia Ditangkap Polisi

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, mengungkapkan adanya potensi luar biasa yang mesti dijalankan untuk pembangunan akuakultur di masa depan.

Produk andalan baru yang terus bertambah harus dioperasikan lebih lanjut dan terus dikembangkan, misalnya ikan-ikan asli daerah seperti gabus, belida, hingga udang galah.

Slamet pun menerangkan akuakultur di era pandemi ini menyerap tenaga kerja secara signifikan. Ini merupakan akibat dari beberapa tren yang sedang berkembang, sehingga hanya perlu diperhatikan area budidayanya saja.

Baca Juga: Lily Collins Resmi Bertunangan dengan Sutradara Charlie McDowell

Tantangan di masa pandemi Covid-19 yang dimiliki sektor budidaya perikanan diantaranya kondisi sarana dan prasarana yang kurang mencukupi, penurunan harga barang, dan penyesuaian sistem logistik.

Sementara itu, saat ini pemerintah sedang mengutamakan program peningkatan ekspor udang untuk tahun 2024 sebagai barang dengan nilai tertinggi di sektor perikanan budidaya.

Akuakultur berkelanjutan pun akan terus diusahakan, tidak saja dalam segi produktivitas, tetapi juga dalam perekonomian sosial yang akan diusahakan oleh pemerintah di tahun 2024, pendapatan minimal warga di bidang tersebut akan lebih dari 4,6 juta rupiah per bulannya.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x