PR TASIKMALAYA - Setelah gempa bumi dengan magnitudo 5,6, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Cianjur untuk waspada mengenai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang.
Terkhusus bagi warga Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.
Kemungkinan besar lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.
Bahkan hal tersebut bisa semakin parah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur wilayah Cianjur.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng," katanya pada Selasa yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.
"Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," katanya lagi.
BMKG juga mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa bumi.
Baca Juga: Tes Psikologi: Bunga Mana yang akan Dihinggapi Kupu-kupu? Ungkap Titik Lemah Kepribadian Anda
Hal itu dikhawatirkan struktur bangunan tidak kuat menopang dan dapat ambruk bila sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
"Sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1,5 magnitudo," katanya.
Tim Survey BMKG saat ini juga melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan.
"Ini diperlukan untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang," katanya.
Sementara itu, menurut penjelasan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ada 162 korban yang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempa yang melanda Kabupaten Cianjur ini terjadi pada Senin, 21 November 2022.***