Observatoriom Bosscha Sudah Genap Berumur 1 Abad, Bagaimana Kilas Balik Sejarahnya?

6 Februari 2023, 07:09 WIB
Simak berikut informasi mengenai kilas balik Observatorium Bosscha yang pada tahun ini merayakan 100 tahun pembangunannya. /Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat/Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

PR TASIKMALAYA – Observatorium Bosscha telah mencapai umur 1 abad yang menjadi saksi bisu perkembangan ilmu antariksa Indonesia sekaligus menjadi monumen sejarah ilmu pengetahuan bangsa Indonesia.

Observatorium Bosscha terletak di Jl. Peneropongan Bintang No.45, Lembang, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Diresmikan sejak 1923 dan masih berdiri dengan gagah hingga saat ini.

Pendiriannya diinisiasi oleh Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang Belanda yang berempati kepada penduduk pribumi Hindia Belanda. Bermula dari tahun 1920, dengan adanya pembentukan Nedelands Indische Steernkundige Vereeniging (NISV), untuk menghimpun para ahli Astronomi untuk membangun Observatorium.

Pada tahun 1 Januari 1923 Observatorium Bosscha diresmikan dan menjadi perintis astronomi modern di Asia Tenggara. Topik penelitian yang disampaiakan pada saat itu, mengenai astrofisika bintang, Kemudian berlanjut pada tahun 1928, K.A.R. Bosscha menghibahkan teleskop refaktor ganda Zeiss. Sehingga Bosscha menjadi observatorium terbesar ketiga dan tercanggih di bumi bagian selatan pada masa itu. Sejak saat itu, observatorium ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keastronomian.

Baca Juga: 17 Jenis Makanan Terbaik untuk Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

Dalam peringatan 100 Tahun berdirinya Bosscha, Ridwan Kamil menyampaikan pesan yang menyebut jika observatorium tersebut sangat istimewa. 

“Tempat ini (Observatorium Bosscha) istimewa karena posisinya berada di ekuator, yang menguntungkan dalam pengamatan benda langit. Jadi harus tetap dijaga keberadaan dan fungsinya,” ujar Ridwan Kamil pada Selasa, 31 Januari 2023, seperti dikutip oleh PikiranRakyat.com-Tasikmalaya dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

“Ini salah satu objek cagar budaya dunia yang harus dilestarikan. Nantinya harus dilakukan zonasi master plan soal penetapan cagar budaya bangunan agar kehidupan ekonomi bisa seimbang dan tidak mengganggu penelitian di Bosscha yang terancam akibat polusi cahaya,” sambungnya.

Penyerahan kepemilikiak Bosscha diterima olehh pemerontah Indonesia pada tahun 1951. Pemerintah Indonesia kemudian menyerahkan pengelolaan Observatorium tersebut kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Diprediksi Alami Sial dan Galau hingga Sabtu 11 Februari 2023, Kamu Termasuk?

Hingga sekarang, Bosscha tetap digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk lingkup penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat dalam bidang pengamatan bulan, matahari, tata surya, bintang, dan galaksi Bima Sakti. Sebagai contoh penggunaan Bosscha dibuka untuk penelitian skripsi, tesis, dan disertasi bagi seluruh mahasiswa Indonesia.

“Semua harus memiliki kepedulian yang sama dalam melindungi Observatorium Bosscha. Apalagi kami juga punya wacana mendirikan pusat studi ilmu kebumian dan antariksa. Semoga bisa didukung dan terealisasi,” dalam sambutan Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Tags

Terkini

Terpopuler