DBD Sudah Renggut 15 Nyawa di Jabar, Pemprov Instruksikan Fogging dari Awal

13 Maret 2020, 15:49 WIB
SEORANG petugas melakukan pengasapan (fogging) di kompleks Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 8 Februari 2019. Pengasapan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semakin meningkat dengan 2.461 kasus per Januari di Jawa Barat.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) sudah mengambil sejumlah langkah untuk menangani dan menanggulangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar. Hal ini dibenarkan Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani.

Berli menuturkan, pihaknya bersama Dinkes Kabupaten/Kota melakukan pemantauan jentik secara berkala. Salah satunya dengan mendorong gerakan satu rumah satu pemantau jentik (Jumantik).

"Kemudian, persediaan abate di semua kabupaten/kota cukup untuk dibagikan ke masyarakat. Tapi, memang perlu koordinator di setiap RT untuk menyalurkan abate," kata Berli di Kota Bandung pada Rabu, 11 Maret 2020.

Baca Juga: Dipercaya Bisa Cegah Virus Corona, Jahe Merah Langka dan Jahe Putih Banyak Diborong Warga Tasikmalaya

Adapun abate merupakan obat tabur yang difungsikan sebagai pembasmi telur dan jentik nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegypti yang biasanya berada di genangan air terbuka.

Pengaktifan kegiatan itu didasarkan data sejak Januari sampai awal Maret 2020, jumlah kasus kematian akibat DBD di Jabar mencapai 15 jiwa. Sedangkan, sepanjang tahun 2019 lalu telah terjadi 49 kasus kematian akibat DBD.

Inilah yang menjadi target pelayanan DBD Dinkes se-Jabar ke depan, untuk menghilangkan korban kematian akibat DBD ini.

Baca Juga: Ditengah Merebaknya Virus Corona, Putri Indonesia 2020 Ajak Liburan Mayarakat ke Berbagai Penjuru Negeri

Tak lupa, Dinkes Jabar pun memastikan persediaan stok obat-obatan dan infus di semua fasilitas kesehatan.

"Semua obat-obatan tersedia dan lengkap, termasuk infus. Infus ini dapat menangani penderita DBD yang mengalami shock," jelas Berli, seperti yang dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Pemprov Jabar, pada Jum'at, 13 Maret 2020.

Pun begitu, Berli memastikan semua fasilitas kesehatan di Jabar sudah memahami betul protokol dalam melakukan penanganan terhadap penderita DBD.

Baca Juga: Memasuki Usia ke-87, Persib Bandung Bagi-bagi Hadiah, Simak Caranya Berikut Ini

"Tetapi yang sering terjadi adalah keterlambatan mengantar anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat. Dari 15 kasus kematian itu rata-rata karena keterlambatan," katanya.

Selain itu, Berli mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk bergerak dalam mencegah DBD. Ini dapat dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M Plus (menguras, menutup, memanfaatkan tempat yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk).

"Kita berharap masyarakat sudah melakukan gerakan Jumat Bersih atau apapun itu yang dilakukan secara masif dan bersama-sama. Sehingga, bisa menghilangkan tempat nyamuk berkembang biak," ucapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Kepala BPIP Dikabarkan Berniat Bunuh Diri demi Kebaikan Bangsa Usai Pernyataan soal Agama dan Pancasila

Bahkan, Berli mengharap masyarakat aktif dalam proses fogging sejak awal, jauh sebelum area itu memiliki korban DBD, sehingga kegiatan itu tidak dilakukan sia-sia.

"Termasuk membantu kalau harus dilakukan fogging. Fogging itu dilakukan di tempat yang sudah positif ada virus deague pada darah seseorang, baru dilakukan fogging,"jelas Berli menutup pernyataannya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler