80 Hari Lebih Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Terungkap, Ahli Forensik Sebut Penyebabnya

8 November 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi TKP, ahli forensik, dr. Sumy Hastry Purwanti menjelaskan terkait pemeriksaan autopsi korban pembunuhan ibu dan anak di Subang. /ValynPi14/Pixabay

PR TASIKMALAYA - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang hingga kini masih menjadi sorotan masyarakat.

Pasalnya, sudah 80 hari lebih sejak penyelidikan, polisi belum menetapkan tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.

Pusat Forensik Universitas Indonesia akhirnya mengundang ahli forensik dr. Sumy Hastry Purwanti untuk berbicara seputar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: Cuitannya Soal Baby Gala Berbuntut Panjang, Ernest Prakasa Minta Maaf: Sudah Saya Hapus

Diketahui, dr. Sumy Hastry Purwanti merupakan salah satu dokter forensik yang bertugas dalam kasus pembunuhan tersebut.

Dalam kesempatan itu, dr. Sumy Hastry Purwanti mengatakan bahwa yang terjadi di Subang adalah kasus pembunuhan.

"Jelas ini korban pembunuhan karena meninggal tidak wajar," kata dr. Hastry pada 7 November 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Instagram @pusatforensikui.

Baca Juga: Simak! Berikut Ini Cara untuk Berhenti Menjadi Malas bagi Zodiak Libra, Pisces, Taurus, dan Cancer

dr. Hastry diminta bantuan teknisnya dalam kasus tersebut.

"Karena teman-teman di kepolisian berusaha sampai sekarang sampai saya waktu itu datang 2 Oktober untuk melakukan pemeriksaan yang kedua," terangnya.

Selain itu, dr. Hastry juga membantu dengan mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengambil sejumlah data.

Baca Juga: Sopir Vanessa Angel dan Bibi Diserang Berbagai Tuduhan, Berikut Ini Kondisi Terbaru dari Tubagus Joddy

dr. Sumy Hastry Purwanti berbicara seputar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Tangkapan layar Instagram.com/@pusatforensikui

"Membantu juga ke TKP mengambil data yang mungkin kurang, seperti itu," lanjutnya.

dr. Hastry mengungkapkan bahwa kasus tersebut memakan waktu penyelidikan yang relatif lebih lama.

Baca Juga: Vlog Pemakaman Vanessa Angel Dikritik, Maharani Kemala Murka: Ads Dikirim ke Tabungan Gala...

Menurutnya, data-data dari berbagai pihak belum dikumpulkan secara keseluruhan.

"Ibaratnya saat itu belum secara keseluruhan begitu. Masih bicara olah TKP nya, laboratorium forensiknya, CCTV nya," terang dr. Hastry.

dr. Hastry berharap data-data yang sudah diperoleh bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Baca Juga: Nagita Slavina Kepergok Pakai Cincin Puluhan Juta Ini, Ramai Disebut Mirip Hadiah Chiki

"Mudah-mudahan secara ilmiah hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," harapnya.

Kemudian dr. Hastry kembali menegaskan soal pengungkapan kasus yang begitu lama.

"Penyebabnya, itu tadi olah TKP nya kita tidak holistik, tidak bersama-sama," tutur dr. Hastry.

Baca Juga: Sukses Bintangi Drakor Yumi's Cells, Ahn Bo Hyun Sampaikan Hal Ini

"Jadi ketika sudah menggelar, masing-masing ahli berbicara nggak connect gitu, akhirnya ngulang lagi," tambahnya.

Setelah melakukan autopsi kedua, dr. Hastry dan pihak lainnya yang menyelidiki kasus ini mulai sejalan.

Menurut dr. Hastry, ini adalah pelajaran bagi semua pihak.

Baca Juga: Kim Jong Kook Segera Tepis Dugaan Penggunaan Steroid dari YouTuber Kanada

"Sudah mulai bersama-sama lagi. Next, kalau ada kasus minta kriminolog, ahli forensik lain, itu luar biasa," kata dr. Hastry.

dr. Hastry menceritakan bahwa di luar negeri terdapat psikiater forensik yang bertugas untuk memberikan gambaran dugaan pelaku.

"Kalau di luar ada psikiater forensik yang khusus mem-profile pelakunya," terang dr. Hastry.

Baca Juga: Orang Terdekat Vanessa Angel Murka, Ernest Prakasa Pilih Minta Maaf Soal Cuitan Eksploitasi Baby Gala

Menurutnya, hasil forensik pertama kasus pembunuhan tersebut belum menyeluruh.

"Pertama, kedokteran forensiknya belum menyeluruh ya, jadi saya cuma melengkapi aja," tambah dr. Hastry.

dr. Hastry menerangkan bahwa autopsi kedua dilakukan jika memang diperlukan.

Baca Juga: Pasang Muka Bete, Aurel Hermansyah Tak Saling Tatapan dengan Atta Halilintar, Ada Apa?

"Hasil autopsi kedua dilakukan untuk melengkapi data dari TKP. Harusnya tidak ada autopsi kedua," tandas dr. Sumy Hastry Purwanti.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler