PR TASIKMALAYA - Peneliti di Tiongkok memperkirakan kasus pandemi Covid-19 secara global akan mengalami puncaknya setelah dua pekan mendatang seiring dengan lonjakan peningkatan jumlah kasus di Eropa.
Liang Manchun dari Lembaga Penelitian Keamanan Publik di Tsinghua University, Beijing, Sabtu, 24 Oktober 2020 mengungkapkan bahwa pandemi di Eropa menjadi indikator utama peningkatan kasus global.
Menurutnya, beberapa negara di Eropa telah gagal mengintensifkan upaya pencegahan dan pengendalian seperti di Tiongkok sehingga beberapa negara mengalami peningkatan kasus.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari Ini 25 Oktober 2020: Hujan Ringan di Siang Hari
Ia juga menjelaskan bahwa menghadapi kemunculan kembali kasus itu lebih sulit karena proporsi kasus positif Covid-19 di Eropa lebih tinggi dan kemungkinan virus bertahan hidup terus bertambah.
"Perlindungan personal dan pembatasan secara nasional dalam menghadapi pandemi sangatlah penting," ujar Liang Manchun.
Data Johns Hopkins University, Jumat, 23 Oktober 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus positif di dunia mencapai 42.147.237. Dari jumlah tersebut angka kematiannya mencapai 1.143.467 kasus.
Baca Juga: Beri Paket Stimulus Minyak dan Gas, SKK Migas: Agar Tak Terjadi Penurunan Investasi
Liang memprediksi kasus positif di Amerika Serikat setelah sepekan ke depan akan mengalami puncak dengan jumlah 90.000 kasus per hari melampaui puncak yang terjadi pada bulan Juni.