PR TASIKMALAYA - Krisis demografi yang dialami Jepang karena menyusutnya populasi, turut serta dialami oleh negara tetangganya yakni Korea Selatan.
Negeri Gingseng tersebut tidak dapat menahan laju penurunan angka kelahiran. Kini, Seoul melirik pekerja asing untuk mengatasi krisis demografi yang semakin parah.
Pemerintah Korea Selatan sampai mengeluarkan anggaran 280 triliun won untuk mengatasi penurunan demografi, tapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil selama 15 tahun terakhir.
Faktor yang menjadi penyebab menurunnya populasi Negara Korea Selatan adalah karena krisis kesuburan dan para pemuda Korea Selatan enggan untuk menikah.
Melanir laman Asia Nikkei, menurut pendapat ahli, bahwa Indonesia dan Nigeria yang berpenduduk padat akan mengambil dominasi pekerja yang ada di Korea Selatan pada tahun 2050 mendatang.
Pandangan pesimis lainnya mengatakan bahwa Korea Selatan mungkin akan hilang sebagai sebuah negara pada tahun 2750 jika jumlah anak terus menurun dengan kecepatan saat ini.
Meskipun ratusan miliar dolar dihabiskan untuk mencoba merekayasa pembalikan, angka kelahiran negara terus menurun, dengan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita Korea Selatan selama hidupnya mencapai rekor terendah 0,78 pada tahun 2022. Di Seoul, jumlahnya serendah 0,59.
Sekarang, Pemerintah Korea Selatan sedang melirik pekerja asing untuk mengisi kekosongan pekerja dalam negerinya.