Penemuan Baru Ilmuwan Hong Kong, Virus Corona 100 Kali Lebih Mudah Menular Lewat Mata

- 9 Mei 2020, 14:25 WIB
ILUSTRASI mata.*
ILUSTRASI mata.* /Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Ilmuwan yang tergabung dalam sebuah komunitas di University of Hongkong mengungkapkan bahwa virus corona 100 kali lebih mudah menular melalui mata.

Risiko penularan yang tinggi ini jika dibandingkan dengan severe acute respiratory syndrome (SARS), berdasarkan studi yang dimuat oleh The Lancet Respiratory Medicine.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Strait Times, Dr. Michael Chan Chi-wai memberikan bukti yang menunjukan bahwa rute paling berisiko bagi penularan virus corona saat masuk ke dalam tubuh manusia adalah mata.

Baca Juga: Setelah Melalui Pengujian, Kementan Luncurkan Produk Penangkal Virus Corona Berbahan Eucalyptus

Lebih lanjut, Dr. Michael Chan juga menjelaskan terkait penelitian yang tengah gencar dilakukannya, ia membiakan jaringan dari saluran pernapasan manusia dan mata di laboratorium guna mendalami soal corona.

Dengan membandingkan virus corona, SARS dan H5N1. Ia menggali sebuah fakta baru bahwa virus corona dapat menginfeksi manusia melalui kedua mata.

"Kami menemukan bahwa SARS-Cov-2 (corona) jauh lebih tinggi dalam menginfeksi konjungtiva manusia dan saluran pernapasan bagian atas daripada SARS, dengan tingkat virus sekitar 80 hingga 100 kali lebih tinggi," ujar Dr Chan.

Baca Juga: Cek Fakta: Pembagian Masker Gratis dari Pemerintah Diklaim Diberi Obat Bius, Ini Faktanya

Studi yang tengah gencar dilakukan Dr. Chan dan tim sebenarnya hanya bertujuan untuk membuktikan atau menjelasakan transmisibilitas Covid-19 yang lebih tingggi dari SARS.

Namun, di tengah perjalanan para ilmuwan menemukan bahwa organ tubuh yang tak diduga seperti mata juga memungkikan menjadi rute penting infeksi virus corona dari manusia.

Hingga kini, studi ini sekaligus memperkuat imbauan kepada masyarakat dunia agar tidak menyentuh mata, sebelum memastikan tangan bersih dari virus atau kuman, merujuk juga pada kebiasaan cuci tangan.

Baca Juga: Peringati Masyarakat Dunia, Penari Peti Mati Ghana: Diam di Rumah atau Menari Bersama Kami

Sebelumnya, para ilmuwan yang tergabung di Hongkong University juga menemukan bahwa Covid-19 dapat bertahan selama tujuh hari di permukaan stainless steel dan plastik (benda tidak berpori, red).

Kendati demikian, jumlah kesembuhan pasien di dunia menunjukan kenaikan yang cukup signifikan mesti terkesan lamban, lebih dari 1 juta orang dinyatakan sembuh dari virus yang menyerang organ pernapasan ini.

Sementara itu, vaksin yang diduga efektif membunuh virus corona telah ditemukan, Remsedivir yang semula digunakan sebagai obat malaria namun tidak berhasil.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Menteri BUMN Erick Thohir Bukan Pribumi Muslim? Simak Faktanya

Bermula ditemukan oleh ilmuwan asal AS, kini penggunaan Remsedivir mulai di legalkan sejumlah negara di dunia selain AS, salah satunnya adalah Jepang.

Banyaknya ilmuwan yang mulai mengungkap fakta dan teori baru soal corona, membuat sejumlah negara semakin terbuka mengenai kebijakan dan imbauan seperti apa guna memutus rantai penyebaran.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x