PR TASIKMALAYA – Aksi unjuk rasa menentang pembatasan dan aturan vaksinasi akibat pandemi Covid-19 berubah menjadi kekerasan di beberapa negara Eropa, termasuk Belgia.
Polisi Belgia menembakkan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa yang menentang tindakan kesehatan wajib terhadap pandemi Covid-19.
Sekitar 8.000 orang berbaris melalui Brussel, ibu kota Belgia, menuju markas besar Uni Eropa, meneriakkan kebebasan dan menyalakan kembang api.
Para pengunjuk rasa di Belgia dihalangi untuk mencapai bundaran di luar markas besar Uni Eropa oleh barikade kawat berduri dan barisan petugas anti huru hara.
Baca Juga: Novia Widyasari Diperkosa hingga Hamil, Ernest Prakasa: Kenang Namanya, Melawan Atas Namanya
Saat dua drone dan helikopter berputar di atas, mereka melemparkan kembang api dan kaleng bir. Polisi membalas dengan meriam air dan gas air mata.
Ketika kerumunan itu bubar menjadi kelompok-kelompok kecil di sekitar kawasan, terjadi lebih banyak bentrokan dan beberapa membakar barikade sampah.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera, beberapa negara Eropa telah menyaksikan demonstrasi dalam beberapa pekan terakhir ketika pemerintah menanggapi lonjakan kasus Covid-19 dengan pembatasan yang lebih ketat.
Penyelenggara protes berharap untuk menyamai demonstrasi 21 November, di mana polisi tampak lengah ketika demonstrasi berubah menjadi kekerasan.