Afghanistan Darurat Tenaga Medis, Banyak yang Kabur saat Taliban Ambil Alih Pemerintahan

- 27 Oktober 2021, 13:25 WIB
 Ilustrasi. Afghanistan kekurangan tenaga medis setelah Taliban berkuasa.
Ilustrasi. Afghanistan kekurangan tenaga medis setelah Taliban berkuasa. /Pixabay/1662222

PR TASIKMALAYA - Runtuhnya sistem kesehatan Afghanistan tercermin di mana staf rumah sakit utama untuk anak-anak di Kabul, terlihat kelelahan saat mereka menambah stok obat-obatan yang berkurang dengan cepat.

Ruang tunggu Rumah Sakit Anak Indira Gandhi Afghanistan dipenuhi kerumunan ibu dan anak yang sedang menunggu untuk dilayani.

Akibat banyak staf melarikan diri akibat pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, perawat yang pernah merawat tiga atau empat bayi masing-masing sekarang harus merawat 20 atau lebih.

Baca Juga: Ayah Kejora Unggah Test Pack Kehamilan, Netizen Kaget Buka Main Sampai Menduga Begini

“Kami saling memberitahu bahwa kami telah melakukan pekerjaan ini, jika kami tidak melakukannya, masalah ini akan menjadi besar, itu adalah kerugian bagi diri kita sendiri, masyarakat kita dan negara kita,” kata Dr Saifullah Abassin, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari dari Reuters.

Meskipun jumlah korban ledakan dan luka perang telah turun sejak pertempuran berakhir, rumah sakit Afghanistan bergulat dengan dampak krisis ekonomi yang menyebar dengan cepat yang telah mengancam jutaan orang dengan kelaparan.

Badan-badan PBB mengatakan sebanyak 95 persen dari populasi tidak cukup makan secara teratur.

Baca Juga: 5 Bahan Herbal untuk Menjaga Rambut Tetap Sehat dan Tumbuh Panjang, Ada Lidah Buaya hingga Bawang Putih

Bulan lalu, kepala WHO memperingatkan sistem kesehatan Afghanistan berada di ambang kehancuran karena bantuan internasional telah banyak terhenti.

Kurangnya dukungan untuk proyek layanan kesehatan Sehatmandi senilai US$600 (sekitar Rp8,4juta triliun) yang dikelola oleh Bank Dunia, telah menyebabkan beragam masalha.

Akibatnya, ribuan fasilitas kesehatan tidak dapat membeli persediaan dan membayar gaji para staf, yang juga mengancam layanan kesehatan di semua tingkatan dari klinik desa hingga rumah sakit yang menawarkan operasi caesar.

Baca Juga: 83 Akun Twitter Bertanggung Jawab Atas Ujaran Kebencian Terhadap Pangeran Harry dan Meghan Markle

Bagi tim medis, kekurangan staf akutlah yang menyebabkan tekanan terberat.

Mereka juga belum dibayar selama berbulan-bulan dan sering berjuang bahkan untuk membayar ongkos mobil mereka ke tempat kerja.

“Kami hanya meminta kepada pemerintah terlebih dahulu bahwa mereka harus menambah staf kami,” kata Marwa, supervisor perawat di ruang perawatan.

Baca Juga: Putri Mako Umumkan Pernikahan dengan Orang dari Kalangan Biasa, Sang Putri Jepang Rela Lepas Status Bangsawan

Asisten direktur Rumah Sakit Anak Indira Gandhi Mohammad Latif Baher mengatakan para pejabat dari badan anak-anak PBB UNICEF telah memberikan beberapa bantuan.

Namun, lebih banyak bantuan dibutuhkan dengan cepat untuk mengisi kekurangan obat-obatan dan persediaan untuk merawat anak-anak yang kekurangan gizi.

"Mereka (organisasi internasional) telah menjanjikan lebih banyak bantuan. Dan kami berharap mereka akan menepati janji mereka," kata Baher.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah