Presiden Tiongkok dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir sendiri, alih-alih mengirim perwakilan, tetapi Draghi bersikeras mereka semua sepakat tentang perlunya membantu lebih banyak.
"Alih-alih menanggapi dan berdebat kami sekarang memiliki kesadaran akan keadaan darurat ini dan tanggung jawab besar yang dimiliki G20 terhadap rakyat Afghanistan," katanya.
Bantuan internasional telah diblokir ke Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa menyusul penarikan pasukan AS dan internasional lainnya setelah 20 tahun perang.
Aset negara yang disimpan di luar negeri telah dibekukan, sedangkan harga pangan dan pengangguran meningkat, memicu peringatan bencana kemanusiaan begitu musim dingin tiba.
"Untuk menyaksikan 40 juta orang jatuh ke dalam kekacauan karena listrik tidak dapat disuplai dan tidak ada sistem keuangan, itu tidak dapat dan tidak boleh menjadi tujuan masyarakat internasional," kata Kanselir Jerman Angela Merkel.
Baca Juga: Soal Petisi untuk Persib, Eko Maung Sebut Bobotoh Mudah Dijinakkan
PBB dan Qatar, perantara utama di Afghanistan yang juga menjadi tuan rumah pembicaraan antara AS dan Taliban, juga diundang ke pembicaraan tertutup.
Uni Eropa menekankan uangnya akan masuk ke organisasi internasional yang bekerja di lapangan daripada pemerintah sementara Taliban, yang belum diakui oleh pemerintah lain.
Namun, Draghi mengatakan bahwa Taliban sangat penting sebagai perantara untuk menyalurkan bantuan.