Pastikan soal Asal Usul Covid-19, Para Peneliti Kamboja Terus Kumpulkan Sampel Kelelawar

- 20 September 2021, 15:17 WIB
ILUSTRASI Kelelawar - Para peneliti di Kamboja melakukan penelitian dengan mengumpulkan sampel kelelawar untuk memastikan asal susl Covid-19.
ILUSTRASI Kelelawar - Para peneliti di Kamboja melakukan penelitian dengan mengumpulkan sampel kelelawar untuk memastikan asal susl Covid-19. ///PIXABAY/Choirun N

PR TASIKMALAYA - Hingga kini, masih banyak yang penasaran dengan asal-usul Covid-19, termasuk Negara Kamboja.

Meski penelitian sebut awal mula Covid-19 ini berasal dari kelelawar, namun Kamboja tetap berjuang melakukan penelitian.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti itu mengumpulkan sampel dari kelelawar di negara Kamboja Utara demi ungkap asal usul Covid-19.

Baca Juga: Gan Wangxing Dicap Idol Kemayu, Aturan Baru Dunia Hiburan Tiongkok Terbukti Jadi Senjata Makan Tuan

Mereka kembali ke wilayah di mana virus yang sangat mirip dengan Covid-19 ditemukan pada hewan satu dekade lalu.

Dua sampel dari kelelawar tapal kuda dikumpulkan pada tahun 2010 di provinsi Stung Treng dekat Laos dan disimpan dalam freezer di Institut Pasteur du Cambodge (IPC) di Phnom Penh.

Tes yang dilakukan pada mereka tahun lalu mengungkapkan kerabat dekat dari virus corona yang telah menewaskan lebih dari 4,6 juta orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Teman Bersedih Karena Putus Cinta? Kamu Bisa Berikan Beberapa Hadiah untuk Buat Mereka Senang!

Tim peneliti IPC yang beranggotakan delapan orang mengumpulkan sampel dari kelelawar dan mencatat spesies, jenis kelamin, usia, dan detail lainnya selama seminggu.

Penelitian di Kamboja ini sama seperti apa yang dilakukan di Negara Filipina.

“Kami berharap hasil dari penelitian ini dapat membantu dunia untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Covid-19,” kata koordinator lapangan Thavry Hoem dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Kronologi Muhamad Kece Dilumuri Kotoran Manusia hingga Dianiaya oleh Napoleon Bonaparte

Spesies inang seperti kelelawar biasanya tidak menunjukkan gejala patogen, tetapi ini bisa sangat merusak jika ditularkan ke manusia atau hewan lain.

Dr. Veasna Duong, Kepala Virologi di IPC, mengatakan bahwa lembaganya telah melakukan empat perjalanan seperti itu dalam dua tahun terakhir, dengan harapan mendapatkan petunjuk tentang asal dan evolusi virus yang ditularkan oleh kelelawar.

"Kami ingin mencari tahu apakah virus itu masih ada dan untuk mengetahui bagaimana virus itu berevolusi," katanya.

Baca Juga: Ibunda Rizky Billar Sebut Putranya dan Lesti Kejora akan Ungkap Rahasia Besar pada 21 September 2021, Ada Apa?

Virus mematikan yang berasal dari kelelawar antara lain Ebola dan virus corona lainnya seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).

Namun Veasna Duong mengatakan manusia bertanggung jawab atas kehancuran yang disebabkan oleh Covid-19, karena gangguan dan perusakan habitat alami.

"Kalau kita coba dekat-dekat dengan satwa liar, kemungkinan virus dibawa oleh satwa liar lebih besar dari biasanya. Kemungkinan virus bertransformasi hingga menginfeksi manusia juga lebih besar," katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah