Soroti apa yang disebutnya sebagai krisi pembelajaran ini, sebuah laporan Bank Dunia yang dirilis pada Jumat, 16 September 2021.
Di mana dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pandemi akan membuat lebih dari 80% anak berusia 15 tahun di bawah tingkat kemampuan membaca minimum yang diidentifikasi oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.
Itu adalah peningkatan tajam dari 70% siswa yang tidak dapat mencapai tolok ukur literasi dasar dalam pengujian oleh Program for International Student Assessment (PISA) OECD pada tahun 2018, yang menempatkan Indonesia di 8% terbawah dari 77 negara peserta.
Sebelum pandemi, rata-rata siswa Indonesia memiliki pembelajaran yang efektif hanya 7,8 tahun
Itu turun menjadi 6,9 tahun pada Juli tahun ini menurut model Bank yang paling optimis.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Caramu Menemukan Kebahagiaan Terungkap dari Pintu yang Dipilih Berikut
Hilangnya pembelajaran selama pandemi dinilai merugikan siswa setidaknya $ 253 miliar atau setara Rp 3.597 Triliun dalam pendapatan seumur hidup.
Kementerian Pendidikan Indonesia mengakui penutupan sekolah memiliki dampak besar pada hasil belajar anak-anak.
"Ini fenomena global, tidak hanya di Indonesia," katanya dalam sebuah pernyataan.