PR TASIKMALAYA - Pada Sabtu malam, 13 Februari 2021, pukul 23.07 waktu setempat, wilayah timur laut Jepang digetarkan oleh gempa berkekuatan 7,3 skala richter.
Gempa di beberapa bagian prefektur Fukushima dan Miyagi Jepang itu tidak berpotensi tsunami, namun memicu pemadaman listrik dan air serta suspensi kereta peluru.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Japan Today, meski tidak ada korban jiwa, gempa tersebut telah menyebabkan 100 orang terluka di Jepang.
Baca Juga: Gempa 7 SR di Jepang Akibatkan 100 Orang Terluka hingga Berbagai Kerusakan Lainnya
Mereka yang cedera merupakan warga prefektur Fukushima, Miyagi, Chiba, Kanagawa dan Saitama, dan beberapa daerah lain di sekitar Tokyo. Gempa juga dirasakan di beberapa daerah lain termasuk ibu kota.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintah mendesak masyarakat untuk tetap waspada.
"Kami ingin orang-orang mengambil tindakan cepat tanpa lengah dengan memperhatikan informasi yang diberikan oleh otoritas lokal," kata Yoshihide Suga.
Ia pun menyebut bahwa gempa susulan dapat terjadi selama tujuh hari ke depan atau lebih.
Baca Juga: Tidak Repot, Begini Cara Mudah Tanam Nanas dalam Pot!
Saat ini, sekira 70 pusat evakuasi telah didirikan di Prefektur Fukushima dan telah digunakan oleh 200 orang warga untuk mengungsi.
Pemerintah daerah meminta pemerintah pusat agar mengirimkan Angkatan Darat untuk membantu pemasokan air bagi warga.
Sementara itu, East Japan Railway Co mengungkapkan bahwa layanan kereta peluru shinkansen Tohoku telah dihentikan untuk sementara.
Dijedanya aktivitas kereta tersebut dilakukan setelah ditemukannya tiang di beberapa lokasi, yang kabel-kabelnya ditangguhkan, ditemukan membengkok.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan bahwa gempa tersebut dirasakan di berbagai wilayah Jepang termasuk prefektur paling utara Hokkaido dan di wilayah Chugoku di Jepang barat.***