Ilmuwan Temukan Fosil Pohon Berusia Jutaan Tahun Dalam Kondisi Utuh Saat Perbaikan Jalan

- 27 Januari 2021, 09:04 WIB
Ilustrasi fosil pohon
Ilustrasi fosil pohon /Pixabay/dassel

PR TASIKMALAYA - Ilmuwan Yunani telah menemukan fosil pohon langka berusia 20 juta tahun dengan cabang dan akar yang masih utuh.

Fosil pohon tersebut ditemukan di sebuah pulau vulkanik Lesbos, Yunani, saat proses perbaikan jalan di dekat hutan kuno yang telah membatu selama jutaan tahun.

Dikutip dari Reuters oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, fosil pohon di Yunani itu diangkut dari situs tersebut menggunakan belat khusus dan platform logam.

 Baca Juga: Cocok untuk Sarapan di Hari Valentine, Berikut Resep AMIEs Fried Egg and Hotdog

Profesor Nikos Zouros dari Museum of Natural History of the Petrified Forest of Lesbos memberikan pernyataan terkait penemuan ini.

Ia menyebut bahwa ini menjadi pertama kalinya sebuah fosil pohon ditemukan dalam kondisi yang baik, lengkap dengan cabang dan akarnya sejak penggalian yang dimulai pada tahun 1995.

“Ini adalah penemuan yang unik,” katanya.

"Pohon tersebut diawetkan dalam kondisi sangat baik. Dari pengamatan fosil, kami akan dapat mengidentifikasi jenis tanaman asalnya." sambungnya.

 Baca Juga: Covid-19 Tembus 1 Juta Kasus, Budi Gunadi: Kita Harus Mengurangi Laju Penularan Virusnya

Hutan Lesbos yang membatu merupakan akibat dari letusan gunung berapi 20 juta tahun lalu yang membekap ekosistem hutan subtropis pulau itu dalam lahar.

Situs seluas 15.000 hektar tersebut kini berada di bawah perlindungan UNESCO.

Fosil pohon yang sedang dalam proses penelitian itu, tergeltak dalam posisi tumbang, memiliki panjang sekira 19 meter yang diawetkan oleh lapisan tebal abu vulkanik.

 Baca Juga: Hujan Ringan di Siang Hari, Berikut Prakiraan Cuaca Lengkap Tasikmalaya Rabu 27 Januari 2021

Sejumlah besar fosil daun, pohon, dan buah juga ditemukan di tempat yang sama, bersamaan dengan tulang belulang hewan di area umum.

“Selama penggalian, macam-macam hutan yang berusia 17 dan 20 juta tahun di Lesbos sedang dalam proses penelitian,” kata Profesor Nikos Zuros.

“Sehingga kami dapat merekonstruksi ekosistem yang ada pada periode itu,” tutupnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah