Diberi Deksametason, Benarkah Kondisi Donald Trump Dikabarkan Memburuk?

5 Oktober 2020, 12:58 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Istri (Melania Trump) /Instagram @flotus//

PR TASIKMALAYA – Beberapa hari lalu, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan jika dirinya positif terpapar Covid-19.

Di tengah debat Capres Amerika Serikat, Donald Trump diharuskan menjalani pengobatan dan karantina.

Pengobatan yang dilakukan oleh dokter yang merawat Trum adalah dengan memberikan deksametason. Deksametason atau obat kortikosteroid biasanya digunakan untuk kasus Covid-19 berat.

Baca Juga: Jokowi Persiapkan Transformasi Digital Teknologi 5G di Indonesia

Hal ini membuat para dokter yang tak terlibat merawat Donald Trump mempertanyakan kondisi presiden AS itu sebenarnya.

Sebab, para dokter yang merawatnya memberikan deksametason untuk merespons paparan Covid-19 Trump.

Dokter yang merawat Trump mengatakan deksmetason untuk merespon turunnya level oksigen dalam darah.

Baca Juga: Diduga Bantu Pelarian Diri Cai Chang Pan, Satu Sipir Dinonaktifkan

“Apa yang saya dengar dalam uraian yang disampaikan di konferensi pers menunjukan presiden memiliki penyakit yang lebih parah dibandingkan gambaran optimistis yang diperlihatkan,” ujar pakar penyakit menular Lahey Hospital & Medical Centre, Dr. Daniel McQuillen seperti dikutip dari Reuters pada Senin, 5 Oktober 2020.

Infectious Disease Society of Amerika mengatakan, penelitian menunjukan deksametason meningkatkan daya tahan pasien Covid-19 yang sakit parah atau kritis serta membutuhkan oksigen tambahan.

Tapi tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala ringan, karena menurunkan kemampuan tubuh melawan virus.

Baca Juga: PT Kalbe Farma Turunkan Harga Obat Covid-19 hingga 50 Persen

Dokter yang merawat pasien Covid-19 selama beberapa bulan terakhir mengatakan Trump dapat keluar dari rumah sakit.

Presiden AS ke-45 itu sempat memberikan kejutan untuk para pendukungnya dengan melambaikan tangan dari dalam mobil yang berjalan di depan rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center tempat ia dirawat.

“Dia tidak pulang ke rumah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, pada dasarnya rumah sakit di dalam Gedung Putih,” ucap professor kedokteran University of Pttsburgh, Dr. Walid Gellad.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler