Senat AS Minta Pertanggungjawaban Presiden Vladimir Putin Atas Kejahatan Perang di Ukraina

16 Maret 2022, 15:48 WIB
Senat Amerika Serikat (AS) mengutuk Presiden Vladimir Putin sebagai penjahat perang dalam konflik Rusia dan Ukraina. /Twitter.com/@KremlinRussia_E

PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, Senat Amerika Serikat (AS) mengutuk tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin atas serangannya ke Ukraina.

Tak hanya itu, Senat AS juga menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.

Keputusan Senat AS yang tak biasa itu muncul pada sehari sebelumnya terkait serangan Vladimir Putin ke Ukraina.

Senat AS juga mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag untuk segera mengadili Rusia dalam hal ini Vladimir Putin terkait serangannya ke Ukraina.

Baca Juga: Sebab Ms. Marvel Begitu Terobsesi Kepada Captain Marvel

Bisa dibilang, resolusi Senat AS ini tak biasa di tengah kubu Demokrat dan Republik yang berbeda pandangan.

"Kita semua di ruangan ini bergabung, dengan Demokrat dan Republik," kata Chuck Schumer pada 16 Maret 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Mereka menuntut pertanggungjawaban dari Putin atas serangannya ke Ukraina.

"Untuk mengatakan bahwa Vladimir Putin tidak dapat lepas dari pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan terhadap Ukraina," lanjutnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Burung Kolibri yang Paling Menarik, Temukan Karakter Baik Anda Salah Satunya Extrovert

Sebelumnya, di awal Maret, dua anggota parlemen AS dari Partai Republik mengumumkan resolusi yang menyerukan agar Putin diselidiki atas kejahatan perang.

Tidak hanya itu, resolusi tersebut berisi agar Putin juga diselidiki atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Resolusi itu dihadiri oleh perwakilan Victoria Sparts yang menjadi satu-satunya orang Ukraina-Amerika di Kongres.

"Ini sangat buruk bagi kita semua dan saya berharap orang-orang ini dapat bertahan hidup," kata Spartz.

Baca Juga: Tes IQ: Buktikan Anda Teliti dengan Cari Kucing yang Berbeda!

Dia telah menerima berbagai pesan mengerikan dari Ukraina, bagaimana tentara Rusia telah melukai warga sipil dan memaksanya untuk melarikan diri.

Sementara itu, kantor kejaksaan Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya akan meminta persetujuan untuk membuka penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Rusia menyebut tindakannya sebagai 'operasi militer khusus'.

Operasi tersebut menurut Rusia untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Baca Juga: Trailer Ms. Marvel Ungkap Perbedaan Kekuatan Versi Komik dan Film MCU, Ini Ulasannya!

Putin juga menyebut bahwa Ukraina adalah koloni AS dengan rezim boneka dan tidak memiliki tradisi sebagai negara merdeka.

Sejak serangan yang diluncurkan pada 24 Februari lalu, Moskow belum merebut satu pun dari 10 kota besar yang ada di Ukraina.

Serangan Rusia ke Ukraina itu merupakan serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak 1945.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler