Pertama Kali dalam Puluhan Tahun, Tiongkok Tak Tetapkan Target Pertumbuhan Ekonomi Akibat Covid-19

23 Mei 2020, 03:25 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping .* // Twitter/@PDChina/@SenToomey

PIKIRAN RAKYAT - Tiongkok telah mengabaikan penetapan target peertumbuhan PDB untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Hal ini disebabkan karena ketidakpastian besar yang dialami akibat adanya wabah virus corona.

Hal itu menjadi tantangan yang sangat besar yang dihadapi oleh negara di tengah ekonomi yang sedang berjuang dan di tengah peningkatan permusuhan internasional.

Baca Juga: Prioritaskan Kesehatan, Presiden Joko Widodo Putuskan Tidak Menggelar Open House saat Lebaran

Parlemen nasional Tiongkok yang menjadi acara politik terpentingnya tahun ini, telah dibayangi oleh tuduhan bahwa Beijing harus bertanggung jawab atas wabah dan kekhawatiran tentang pengangguran saat negara itu berusaha untuk memulai kembali ekonominya.

“Kami belum menetapkan target spesifik untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ini karena negara kita akan menghadapi beberapa faktor yang sulit diprediksi dalam perkembangannya karena ketidakpastian besar mengenai pandemi Covid-19 dan lingkungan ekonomi serta perdagangan dunia,” ujar Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang pada pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Beijing pada hari Jumat, dikutip dari situs The Guardian.

Kepemimpinan yang belum menetapkan target ini terjadi pertama kalinya sejak tahun 1990, ketika Tiongkok mulai menerbitkan tujuan PDB.

Keqiang sendiri mengatakan pemerintahnya malah akan memberikan prioritas untuk menstabilkan lapangan kerja dan memastikan standar hidup warganya.

Baca Juga: Jelang Hari Raya Idulfitri, KPK Keluarkan Enam Kebijakan untuk Para Tahanan

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menyusut 6,8% pada kuartal pertama, kontraksi pertama sejak setidaknya 1992, diperkirakan akan turun lebih banyak pada kuartal saat ini.

Hal itu dikarenakan gangguan pasokan kereta api, perdagangan internasional dan volatilitas di pasar komoditas serta penurunan konsumsi domestik, investasi, dan ekspor.

Alih-alih pertumbuhan PDB, Kiqeang mengumumkan target lain termasuk peningkatan 3,5% dalam inflasi, lebih dari 9 juta pekerjaan perkotaan baru dan tingkat pengangguran perkotaan terdaftar sekitar 5,5%.

Beijing juga akan bertujuan untuk peningkatan pendapatan pribadi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, dan penghapusan kemiskinan di antara semua penduduk pedesaan.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah PDIP Usulkan Tutup Seluruh Pesantren di Indonesia pada Pemerintah?

Sebelum pandemi, Tiongkok diperkirakan akan melaporkan target pertumbuhan 6%, yang akan menempatkannya pada jalur untuk memenuhi janjinya.

Keqiang tidak mengatakan apakah angka pertumbuhan itu masih menjadi target tetapi mengatakan, bahwa negara itu pada tahun lalu meletakkan fondasi penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan membangun masyarakat yang cukup makmur dalam segala hal.

Ia melaporkan rasio defisit terhadap PDB tahun ini diproyeksikan melebihi 3,6%, dan defisit meningkat sebesar 1 triliun yuan lebih dari tahun lalu.

"Pemerintah di semua tingkatan harus benar-benar mengencangkan ikat pinggang mereka," katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler