Peneliti Sebut Masker Bisa Tangkal Covid-19 yang Ditularkan Lewat Air Liur saat Berbicara

8 April 2020, 11:00 WIB
Penggunaan masker dapat meminimalisir penularan virus covid-19 /

PIKIRAN RAKYAT- Virus corona tengah mengancam dunia. Hingga kini jumlah terinfeksi telah mencapai lebih dari 1,4 juta jiwa.

81.932 orang telah meregang nyawa akibat virus yang menyerang saluran pernapasan pasien positif Covid-19 ini.

Jenis penularan dari virus ini masih diperbincangkan dunia, beberapa klaim mulai bertebaran di ragam lini media sosial.

Badan Kesehatan Dunia akhirnya mengungkapkan bahwa virus corona menyebar dari air liur pasien terinfeksi yang disemprotkan ke udara sehingga penularan melalui udara dimungkinkan terjadi.

Baca Juga: Menjelang Ramadhan, Arab Saudi Benarkan Prediksi Lonjakan Covid-19 Bisa Capai 200.000 Jiwa

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, para peneliti dari Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) di Maryland menemukan bahwa berbicara melepaskan ribuan tetesan halus ke udara yang dapat menimbulkan risiko bagi orang lain jika berbincang dengan terinfeksi virus.

"Tetesan kecil air liur yang disemprotkan ke udara ketika orang berbicara mungkin cukup untuk menyebarkan virus corona," ujar para ilmuwan.

Untuk membuktikan pernyataan tersebut, para ilmuwan menggunakan pencitraan laser dan videografi kecepatan tinggi.

Baca Juga: Ketahui 3 Jenis Jamur Ajaib untuk Kekebalan Tubuh, Salah Satunya Bantu Perawatan HIV/AIDS

Diketahui, alat tersebut berguna untuk menunjukkan bagaimana ribuan tetesan air liur yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang dipancarkan dalam ucapan normal, bahkan dalam frasa pendek seperti 'tetap sehat'.

Pekerjaan ini merupakan permulaan dan belum ditinjau atau diterbitkan oleh rekan sejawat, tetapi dalam sebuah laporan para ilmuwan mengklaim bahwa temuan tersebut mungkin memiliki 'implikasi vital' untuk mengendalikan pandemi.

“Jika berbicara mengeluarkan cairan oral terbukti menjadi mekanisme utama penularan Sars-CoV-2, maka memakai segala jenis masker di depan umum efektif bagi setiap orang.

"Serta kepatuhan yang ketat terhadap pembatasan sosial dan mencuci tangan, secara signifikan dapat mengurangi tingkat penularan dan dengan demikian dapat menekan pandemi sampai vaksin tersedia,” ujar para peneliti.

Baca Juga: Penasaran 3 Zodiak Paling Romantis di Bulan April? Yuk Intip Sweetnya Mereka

Lebih lanjut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyerukan kepada masyarakat agar mengenakan masker ketika mereka mengunjungi tempat-tempat di mana sulit untuk menjaga jarak secara fisik, seperti rumah sakit dan pusat pembelanjaan.

Berbeda dengan para ilmuwan AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meninjau untuk penggunaan masker wajah pekan lalu.

Dalam panduan terbaru yang diterbitkan pada Senin, 7 April 2020, dinyatakan kembali bahwa tidak ada bukti masker di depan umum dapat mencegah orang terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 08 April 2020: Cipatujah dan Tawang akan Diterpa Hujan

Namun, pendapat tersebut tidak saling bertentangan, WHO mengakui bahwa orang yang terinfeksi virus tetapi tidak menunjukkan gejala masih dapat menyebarkan virus dan bahwa masker dapat mengurangi jumlah tetesan air liur yang mereka semprotkan ke udara.

Argumen utama mereka sebelumnya menyatakan bahwa mengenakan masker di tempat umum tidak mungkin melindungi pemakainya dari virus, yang dapat menembus masker kain.

Sementara itu, tim AS yang dipimpin oleh Adriaan Bax di Laboratorium Fisika Kimia, kembali menggunakan instrumentasi laser untuk mendeteksi tetesan air liur yang tak terlihat dan dilepaskan ketika orang berbicara.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar OPS Simpatik Larang Berboncengan untuk Memutus Mata Rantai Covid-19

Dalam satu frame 17 milidetik mereka menghitung sebanyak 360 tetesan air liur ketika frasa 'tetap sehat' diucapkan.

Para ilmuwan belum menganalisis tetesan karena kemampuannya membawa partikel coronavirus tetapi mengatakan bahwa mereka cukup besar untuk membawa berbagai patogen pernapasan termasuk virus campak dan influenza.

"Masker wajah buatan rumah yang lembab dapat mengurangi ekskresi droplet, dengan tidak ada kata-kata yang diucapkan," kata para ilmuwan.***

 
Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler