PIKIRAN RAKYAT- Kasus terinfeksi akibat Covid-19 di Arab Saudi diperkirakan terus melonjak dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah membenarkan prediksi tersebut dan mengatakan bahwa angka lonjakan itu bahkan dapat melampui 10.000 hingga 200.000 kasus pada Selasa, 7 April 2020.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Tawfiq al-Rabiah tengah gencar mendesak publik untuk lebih mematuhi arahan negara terkait pembatasan pergerakan atau sosial distancing.
Baca Juga: Ikut Cover Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Brisia Jodie: Musik Bisa Menyatukan Perbedaan
Kebijakan ini sebelumnya telah diberlakukan Pemerintah Arab Saudi sejak satu bulan yang lalu, diikuti penutupan dua pusat ibadah umat islam yakni kota Mekkah dan Madinah.
Sementara itu, negara dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta itu, telah melaporkan sebanyak 2.795 kasus terinfeksi dan diataranya 41 orang meninggal dunia.
Kondisi ini membuat Arab Saudi menjadi negara dengan jumlah terinfeksi paling tinggi dalam keanggotaan enam negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 08 April 2020: Cipatujah dan Tawang akan Diterpa Hujan
Lonjakan kasus terinfeksi ini seperti tidak dapat dihindari Arab Saudi, meskipun sebelumnya ragam kebijakan satu persatu gencar diberlakukan.
Seperti menghentikan semua penerbangan penumpang, menangguhkan sebagian besar kegiatan komersial, dan memberlakukan jam malam 24 jam di kota-kota besar, termasuk ibu kota Riyadh.